Tautan-tautan Akses

Pimpinan Afghanistan Serukan Kesabaran soal Rencana Penarikan Pasukan AS


Pemimpin eksekutif Afghanistan menghadiri World Economic Forum di Davos, Swiss.
Pemimpin eksekutif Afghanistan menghadiri World Economic Forum di Davos, Swiss.

Pemimpin eksekutif Afghanistan mendesak dunia untuk tidak meninggalkan negaranya yang miskin, setelah pemerintahan Trump mengisyaratkan bahwa Amerika Serikat kemungkinan akan menarik mundur pasukannya.

Afghanistan selama ini dirongrong korupsi, ketidakstabilan politik dan pemberontakan Taliban yang telah berlangsung lama sehingga menyulitkan upaya-upaya untuk menstabilkannya. Pemerintahan Presiden AS Donald Trump bulan lalu mengusulkan untuk menarik separuh dari 14.000 tentara AS yang ditempatkan di Afghanistan.

“Jangan kehilangan kesabaran," kata Abdullah Abdullah kepada kantor berita Associated Press dalam sebuah wawancara di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.

"Kita semua melakukan kesalahan dalam 18 tahun terakhir," sejak pasukan AS menggulingkan rejim Taliban menyusul serangan 11 September 2001, hanya untuk melihat kelompok-kelompok milisi Muslim fundamentalis menggalang kembali kekuatan mereka setelahnya.

Abdullah mengatakan, ia masih percaya pada “komitmen AS untuk tetap berada di sana dan membantu lembaga-lembaga nasional sampai terciptanya perdamaian di negara itu.”

Ia mengatakan, Afghanistan telah membuat kemajuan dalam menyediakan pendidikan dan perawatan kesehatan kepada rakyatnya dan bisa berkembang menjadi suatu `jembatan darat` perekonomian antara Asia Selatan dan Asia Tengah.

Abdullah juga mendesak Pakistan dan negara-negara lain yang memiliki pengaruh terhadap Taliban untuk menekan kelompok pemberontak itu agar melangsungkan perundingan damai dengan pemerintah Afghanistan - sesuatu yang selama ini ditolak Taliban.

Abdullah mengumumkan bulan ini bahwa ia akan mencalonkan diri menjadi presiden tahun ini, mengulang persaingannya dengan presiden petahana Ashraf Ghani. Setelah pemilu 2014 yang pahit, AS menjadi perantara kesepakatan pembagian kekuasaan yang membuat Ghani sebagai presiden dan Abdullah sebagai pemimpin eksekutif. (ps/ab)

Recommended

XS
SM
MD
LG