Tautan-tautan Akses

Pilot AS Dipenjarakan di Singapura Karena Langgar Perintah Karantina


Brian Dugan Yeargan (pilot pesawat kargo AS, Fed-Ex), mengenakan masker dan kacamata hitam saat berjalan keluar gedung pengadilan negeri Singapura, 14 Maret 2020. Brian dikenakan hukuman penjara empat pekan karena melanggar perintah karantina.
Brian Dugan Yeargan (pilot pesawat kargo AS, Fed-Ex), mengenakan masker dan kacamata hitam saat berjalan keluar gedung pengadilan negeri Singapura, 14 Maret 2020. Brian dikenakan hukuman penjara empat pekan karena melanggar perintah karantina.

Seorang pilot kargo AS yang mengaku bersikap keliru dengan melanggar perintah karantina untuk membeli suplai medis menjadi orang asing pertama yang dipenjarakan di Singapura terkait kebijakan pembatasan sosial yang diberlakukan pemerintah untuk mencegah penyebaran virus corona, kata pengacaranya, Jumat (15/5).

Pilot FedEx, Brian Dugan Yeargan (44 tahun), dari Alaska, dihukum empat pekan penjara, Rabu (13/5), setelah ia mengaku bersalah meninggalkan kamar hotelnya selama tiga jam untuk membeli sejumlah masker dan termometer, kata pengacara pembelanya, Ronie Tan.

Singapura merupakan salah satu pusat wabah terbesar di Asia. Negara kota yang kecil itu memiliki 26.000 kasus virus corona. Lebih dari 90 persen mereka yang tertular adalah pekerja asing yang tinggal di asrama-asrama buruh yang padat.

Meski baru-baru ini mulai melakukan pelonggaran kebijakan pembatasan sosial, Singapura masih memberlakukan hukuman keras bagi mereka yang melanggar aturan karantina, tidak menggunakan masker di tempat umum, atau tidak mematuhi ketentuan-ketentuan social distancing.

Pelanggar aturan karantina bisa dipenjarakan hingga enam bulan, dikenai denda hingga 7.000 dolar AS atau keduanya.

Tan mengatakan Yeargan dan dua copilotnya dibawa ke sebuah hotel bandara untuk menjalani karantina 14 hari sejak kedatangannya dari Sidney tanggal 3 April. Karantina itu wajib karena dalam dokumen deklarasi kesehatan mereka, mereka menyatakan sempat berada di China, Hong Kong, Makau, Jepang dan AS dalam periode dua pekan sebelum kedatangan, kata Tan.

Sejumlah pejabat kesehatan yang mengawasi Yeargan mendapati dia menghilang dari kamar hotelnya pada 5 April. Yeargan mengatakan di pengadilan, ia naik kereta ke pusat kota untuk membeli termometer dan beberapa boks masker sebelum ia dijadwalkan terbang pulang tanggal 6 April.

Tan mengatakan Yeargan membutuhkan supai medis itu karena kehabisan suplai itu di rumahnya di AS dan istrinya saat ini sedang sakit. Istri Yeargan mengalami gangguan pernafasan namuan teruji negatif untuk virus corona, Maret lalu. [ab/uh]

XS
SM
MD
LG