Tautan-tautan Akses

Pihak Berwenang Swedia akan Interogasi Pendiri WikiLeaks terkait Kasus Pemerkosaan


Pendiri WikiLeaks Julian Assange berpidato sembari memegang laporan PBB di London, Inggris. (Foto: dok.)
Pendiri WikiLeaks Julian Assange berpidato sembari memegang laporan PBB di London, Inggris. (Foto: dok.)

Pemerintah Ekuador Rabu (10/8) mengumumkan akan mengizinkan para investigator Swedia menginterogasi pendiri WikiLeaks Julian Assange di kedutaan besarnya di London, setelah mengalami kebuntuan selama empat tahun ini terkait persyaratan bagi interogasi itu.

Dalam pernyataannya, Ekuador mengemukakan interogasi itu akan berlangsung dalam beberapa pekan mendatang, tetapi tidak menjelaskan lebih jauh mengenai kapan tanggal tepatnya.

Assange selama ini tinggal di kedutaan besar Ekuador di London setelah mendapat suaka politik di negara itu pada tahun 2012. Para jaksa Swedia ingin menginterogasi Assange terkait tuduhan bahwa ia memperkosa seorang perempuan pada tahun 2010.

Assange telah berulangkali membantah tuduhan itu dan menyatakan ia takut diekstradisi ke Swedia karena menurutnya pemerintah Swedia akan mengirimnya ke Amerika Serikat untuk menghadapi kemungkinan diadili atas tuduhan spionase, terkait perannya melansir dokumen-dokumen rahasia pemerintah.

Ia sebelumnya menawarkan diri untuk diinterogasi di dalam kedutaan besar, tetapi para jaksa Swedia menolak tawaran tersebut hingga belakangan ini.

Ekuador menyatakan menawarkan kerjasama memfasilitasi interogasi terhadap Julian Assange dan mengusulkan beberapa langkah lain untuk mencapai solusi yang memuaskan bagi semua pihak yang terlibat, dan untuk memastikan Assange mendapat perlindungan hukum penuh.

Dalam pernyataan itu disebutkan, Ekuador mengusulkan kepada Swedia untuk merundingkan kesepakatan mengenai bantuan hukum bersama dalam masalah-masalah kriminal, yang ditandatangani Desember lalu, yang akan memberi kerangka hukum bagi pelaksanaan interogasi.

Langkah untuk menginterogasi Assange muncul setelah WikiLeaks baru-baru ini melansir email-email yang diperoleh dari Komite Nasional partai Demokrat (DNC) Amerika, yang tampaknya menunjukkan bahwa organisasi itu lebih mendukung Hillary Clinton daripada pesaingnya, Bernie Sanders.

Dokumen-dokumen yang bocor itu menyebabkan pengunduran diri ketua DNC Debbie Wasserman-Schultz dan beberapa petinggi partai lainnya. [uh/ab]

XS
SM
MD
LG