Tautan-tautan Akses

Makin Banyak Tokoh Partai Republik Serukan Trump Mundur


Meski ditempa isu rekaman video tidak senonoh dan dituntut mundur, Donald Trump bertekad terus maju dalam Pilpres 8 November mendatang (foto: dok).
Meski ditempa isu rekaman video tidak senonoh dan dituntut mundur, Donald Trump bertekad terus maju dalam Pilpres 8 November mendatang (foto: dok).

Namun, Capres AS Donald Trump hari Sabtu (8/10) menjawab lewat Twitter, dengan mengatakan: “Saya tidak pernah mundur dari pertarungan.”

Senator Utah Mike Lee menyerukan kepada Donald Trump untuk mundur dari pencalonan presiden, dengan menyebutnya sebagai “gangguan dari isu-isu penting yang seharusnya kita hadapi.”

Trump hari Sabtu (8/10) menjawab lewat Twitter, “saya tidak pernah mundur dari pertarungan.”


Senator Mark Kirk, yang sedang berkampanye supaya terpilih kembali di negara bagian Illinois, juga memasang pesan Twitter bahwa Trump seharusnya mundur dari pemilu dan Partai Republik “seharusnya menetapkan aturan untuk melakukan pergantian darurat.”

Senator John McCain, yang kalah dalam pemilu presiden tahun 2008, mengatakan, “Trump sendiri yang menanggung beban atas tindakannya dan seharusnya merasakan konsekuensinya.”

Sementara anggota Kongres dari negara bagian Utah yang juga Ketua Komite Pengawas DPR, Jason Chaffetz, hari Jum’at (7/10) mengatakan “hati nuraninya tidak lagi bisa mendukung Trump menjadi presiden.” Chaffetz menambahkan, pernyataan-pernyataan Trump dalam video itu merupakan “pernyataan paling ofensif dan menjijikkan yang bisa dibayangkan.”

Gubernur Utah Gary Herbert mengkategorikan pernyataan Trump sebagai “pelanggaran luar biasa dan hina.”

Sejauh ini sudah 30 petinggi Partai Republik yang menarik dukungan pada Trump dan puluhan lainnya menyerukan Trump mundur dari pencalonan presiden.

Konsultan politik konservatif Frank Luntz mengatakan “hal yang satu ini akan benar-benar menimbulkan kerugian bagi Trump.”

Menjelang debat kedua antara Trump dan Clinton Minggu sore (9/10), Geoffrey Skelley di University of Virginia’s Center for Politics mengatakan kepada VOA, momentum ini bisa menjadi kesempatan bagi Trump untuk kembali menyampaikan permintaan maaf secara sungguh-sungguh dan terbuka atas pernyataannya.

“Saya kira Donald Trump belum menunjukkan penyesalan. Ia belum benar-benar menunjukkan bukti apapun kepada publik bahwa ia merasa malu atas hal itu, jadi saya kira ini akan menjadi kesempatan untuk menunjukkan hal tersebut,” ujar Skelley. [em]

XS
SM
MD
LG