Tautan-tautan Akses

Perusahaan Nuklir AS Westinghouse, Inggris Bahas PLTN Baru di Wales


Reaktor nuklir yang sedang dibangun, di lokasi pembangkit listrik tenaga nuklir Hinkley Point C, dekat Bridgwater, Inggris, 12 September 2019. (REUTERS/Peter Nicholls)
Reaktor nuklir yang sedang dibangun, di lokasi pembangkit listrik tenaga nuklir Hinkley Point C, dekat Bridgwater, Inggris, 12 September 2019. (REUTERS/Peter Nicholls)

Inggris sedang dalam pembicaraan dengan perusahaan reaktor nuklir AS Westinghouse mengenai pembangunan sebuah pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) baru di Anglesey, Wales, kata surat kabar Inggris The Times.

Jika disetujui, PLTN baru di Wylfa ini akan dapat menghasilkan cukup banyak listrik untuk lebih dari enam juta rumah dan dapat mulai beroperasi pada pertengahan tahun 2030-an, kata The Times.

Perusahaan Jepang Hitachi Ltd membatalkan rencana untuk membangun PLTN di Wylfa setahun silam setelah gagal mendapatkan investor swasta atau memastikan dukungan yang memadai dari pemerintah bagi proyek tersebut.

Keputusan itu menyisakan hanya cabang perusahaan Prancis di Inggris EDF dan China General Nuclear Power Corp yang melakukan pembangunan di sektor nuklir, di mana hampir setengah dari PLTN di Inggris akan ditutup dalam beberapa tahun lagi.

"Big Carl", derek terbesar di dunia, di lokasi pembangkit listrik tenaga nuklir Hinkley Point C, dekat Bridgwater, Inggris, 12 September 2019. (REUTERS/Peter Nicholls)
"Big Carl", derek terbesar di dunia, di lokasi pembangkit listrik tenaga nuklir Hinkley Point C, dekat Bridgwater, Inggris, 12 September 2019. (REUTERS/Peter Nicholls)

Mitra-mitra tersebut sedang membangun PLTN pertama Inggris dalam beberapa puluh tahun ini di Hinckley Point di Inggris Barat dan sedang merencanakan pembangunan kedua di Sizewell di Inggris Timur.

PLTN menyediakan sekitar 16,8 persen pasokan listrik di Inggris pada tahun 2019, menurut National Grid, sedangkan gas menyediakan 38,4 persennya.

Lonjakan tajam harga gas belakangan ini, dikombinasikan dengan berkurangnya pasokan listrik dari energi terbarukan karena rendahnya kecepatan angin, telah menggarisbawahi perlunya kapasitas PLTN yang lebih besar, kata The Times, mengutip seorang sumber pemerintah.

“Situasi kita yang sekarang ini menunjukkan bahwa kita memerlukan listrik produksi dalam negeri yang lebih stabil dan rendah karbon,” kata sumber itu kepada The Times. “Ini adalah proyek penting yang benar-benar ingin kami usahakan dan kami awali.” [uh/lt]

XS
SM
MD
LG