Tautan-tautan Akses

Perundingan dengan AS Buntu, Mata Uang Turki Anjlok


Uang kertas Turki, Lira dan Dolar Amerika (foto: ilustrasi).
Uang kertas Turki, Lira dan Dolar Amerika (foto: ilustrasi).

Mata uang Turki lira anjlok ke tingkat terendah hari Kamis (9/8), di tengah laporan kemacetan perundingan dengan Amerika di Washington minggu ini.

Nilai Lira turun lebih dari 10 persen sejak Amerika mengenakan sanksi-sanksi minggu lalu terhadap dua orang menteri Turki yang memerintahkan penangkapan pastor Amerika Andrew Brunson.

“Saya kira orang-orang Amerika kini percaya mereka lebih kuat dari Turki,” kata analis Atilla Yesilada dari Global Source Partners. “Mereka berhasil mencekik Turki dengan ancaman sanksi keuangan.”

Para analis mengatakan, investor internasional sedang bingung menghadapi pertumbuhan ekonomi Turki yang didorong oleh hutang, dan tingginya tingkat inflasi, ditambah kebijakan ekonomi Presiden Recep Tayyip Erdogan yang dianggap tidak normal.

“Serangkaian kesalahan saja sudah cukup untuk menghilangkan kepercayaan investor. Kasus pendeta Brunson dan sanksi-sanksi Amerika adalah insiden paling baru yang mematahkan kekuatan Turki,” kata Yesilada lagi.

Amerika menuntut supaya pastor Brunson dibebaskan dengan segera. “Kemajuan yang kami harapkan adalah supaya pastor Brunson, staf lokal kami dan orang-orang Amerika lainnya diizinkan pulang. Itulah yang kami inginkan,” kata juru bicara Departemen LN Amerika Heather Nauert.

Brunson dikenai tahanan rumah dan sedang diadili atas tuduhan melakukan aksi-aksi teroris. Amerika menepiskan tuduhan itu dan mengatakan tuduhan terhadap Brunson tidak berdasar.

Para diplomat Amerika juga dilaporkan sedang mendorong pemerintah Turki supaya membebaskan sejumlah warga Amerika yang dipenjara di negara itu, termasuk tiga orang staf lokal yang bekerja di kantor-kantor perwakilan Amerika di Turki.

Delegasi Turki, yang dipimpin wakil menteri LN Sedat Onal berusaha mendapat konsesi dari Amerika tentang bank negara Turki, Halkbank, yang dituduh melanggar sanksi Amerika atas Iran.

Pengadilan di kota New York tahun ini menjatuhkan hukuman penjara 32 bulan atas Mehmet Hakan Atilla, seorang eksekutif bank itu. Pemerintah Turki minta supaya Atilla segera dibebaskan. [ii]

Recommended

XS
SM
MD
LG