Tautan-tautan Akses

Perubahan Kebijakan Imigrasi AS Picu Harapan dan Kekhawatiran


Para pencari suaka Amerika Tengah menerima pembagian makanan di Tijuana, Meksiko menunggu lamaran suaka mereka diproses dinas imigrasi AS (foto: dok).
Para pencari suaka Amerika Tengah menerima pembagian makanan di Tijuana, Meksiko menunggu lamaran suaka mereka diproses dinas imigrasi AS (foto: dok).

Ribuan migran dari Amerika Latin dan kawasan lain kini mencari suaka dan berharap diizinkan masuk ke Amerika Serikat sementara pemerintahan Biden terus membongkar kebijakan imigrasi mantan Presiden Donald Trump.

“Saya harus pergi dan mencari perlindungan di negara ini,” kata Maria.

“Alasan nomor satu adalah ketidakamanan, nomor dua adalah kemiskinan,” ungkap Jeronimo.

Yang baru terdengar tadi adalah suara orang-orang yang putus asa.

Mereka adalah Maria Molina, sekarang di Los Angeles, dan pria yang hanya bersedia diidentifikasi sebagai Jeronimo, kini masih menunggu di Meksiko. Keduanya adalah pencari suaka dari El Salvador yang mengkhawatirkan nyawa mereka di negara mereka sendiri dan berharap memperoleh keamanan di Amerika Serikat.

Perjalanan Molina ke Amerika Serikat melalui penyelundup manusia sama berbahayanya. “Saya harus melalui hal-hal yang sangat buruk, tempat yang sangat berbahaya. Putri saya dan saya hampir kehilangan nyawa.”

Putri Molina yang berusia 11 tahun melintasi perbatasan dan setelah setahun dalam tahanan imigrasi, Molina sekarang bertemu kembali dengan putrinya, tinggal bersama saudara perempuannya di Los Angeles, menunggu hakim pengadilan imigrasi untuk memutuskan nasibnya.

Di Meksiko, Jeronimo telah menunggu lebih dari setahun dan berharap bisa segera masuk ke AS. Dia adalah salah satu dari sekitar 25.000 orang yang menunggu di bawah apa yang dikenal sebagai program “Tetap Berada di Meksiko.” Jeronimo sekarang berada di perumahan sementara yang dikelola oleh Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM). Sejak 19 Februari, kelompok pertama yang terdiri dari 25 orang yang telah menunggu di Meksiko menjalani tes COVID-19 dan memasuki AS. Jumlah orang yang sedang diproses dalam program itu terus membengkak.

Segera setelah menjabat, Presiden Joe Biden mengakhiri deklarasi darurat nasional Trump di perbatasan AS-Meksiko. Langkah itu mendorong para migran lain, termasuk keluarga dan anak-anak tanpa pendamping, untuk mencoba peruntungan menyeberangi perbatasan.

Menteri Keamanan Dalam Negeri Alejandro Mayorkas meminta para migran untuk tidak datang sekarang. “Mereka harus menunggu. Perlu waktu untuk membangun kembali sistem dari awal.”

Membangun kembali kebijakan imigrasi mantan Presiden Donald Trump telah menimbulkan kebingungan. Sebagian keluarga migran diizinkan masuk ke Amerika Serikat, sementara yang lain dideportasi karena pandemi dan pembatasan perjalanan demi kesehatan masyarakat.

Mayra Flores tinggal di komunitas perbatasan dan dia adalah istri seorang agen patroli perbatasan. Meningkatnya jumlah migran yang menuju ke perbatasan membuatnya khawatir. “Ini membahayakan agen patroli perbatasan kita. Ini membahayakan semua orang. Saya kira ini bukan waktunya. “

Anggota kongres Henry Cuellar, seorang Demokrat, meminta bantuan pemerintahan Biden. Di media sosial, dia menulis: “Negara kita saat ini tidak siap untuk menangani lonjakan migran di tengah pandemi.”

Karena pemerintahan baru terus merevisi kebijakan imigrasi dan menangani masuknya migran, warga Amerika dan pencari suaka di kedua sisi perbatasan hanya dapat menunggu dan melihat dampak jangka panjang dari kebijakan imigrasi baru Presiden Joe Biden. [lt/jm]

XS
SM
MD
LG