Tautan-tautan Akses

Pertumbuhan Ekonomi Eropa Diperkirakan Menurun Tajam Tahun Depan


Komisaris Ekonomi dan Moneter UE, Olli Rehn berbicara pada sebuah konferensi pers di Brussles, Belgia (10/11)
Komisaris Ekonomi dan Moneter UE, Olli Rehn berbicara pada sebuah konferensi pers di Brussles, Belgia (10/11)

Cabang eksekutif Uni Eropa mengumumkan proyeksi pertumbuhan kawasan tersebut akan menurun tajam tahun depan, Kamis (10/11).

Angka yang baru memperkirakan pertumbuhan ekonomi di seluruh Uni Eropa hanya sekitar 0.6% tahun depan dan hanya 0.5% pada 17 zona euro . Ini jauh dibawah perkiraan sebesar 1.8% seperti yang diperkirakan awal tahun ini.

Komisaris Urusan Ekonomi dan Moneter Eropa, Olli Rehn menyampaikan penilaian atas kawasan tersebut pada sebuah konferensi pers di Brussels. “PDB diperkirakan stagnan di sekitar pergantian tahun dan beberapa negara anggota diperkirakan mengalami penurunan,” kata Olli Rehn.

Rehn menyerukan lima negara anggota Uni Eropa-Belgia, Siprus, Hungaria, Malta dan Polandia, memotong anggaran mereka atau akan beresiko menerima sanksi. Dan ia mengemukakan kehawatiran internasional mengenai kawasan yang bermasalah tersebut. “Kekhawatiran mengenai krisis utang di beberapa negara zona euro, bersamaan dengan melemahnya perekonomian global menyebabkan anjloknya kepercayaan sejak April tahun ini," ujar Rehn.

Rehn adalah pejabat terakhir yang memberi peringatan. Direktur IMF, Christine Lagarde mendesak sikap yang jelas dari Italia dan Yunani yang menghadapi masalah politik dan ekonomi.

Lagarde juga mencatat pertumbuhan ekonomi yang lamban dan tingginya angka pengangguran di Amerika, dia memperingatkan akan terjadinya kerugian perekonomian dunia selama satu dekade kedepan. “Kalau kita tidak bertindak dengan berani dan secara bersama perekonomian dunia beresiko mengalami ketidakpastian yang akan bertahan lama, ketidakstabilan finansial dan potensi runtuhnya permintaan global,” kata Lagarde.

Laporan Reuters menyebutkan pejabat Jerman dan Perancis telah membahas perombakan mendasar Uni Eropa untuk menciptakan zona euro yang lebih kecil dan terintegrasi dibandingkan dengan Uni Eropa yang beranggotakan 27 negara itu. Namun, secara resmi baik Perancis maupun Jerman mengatakan penting sekali zona euro tetap utuh.

Analis, Philippe Moreu Defarges pada French Institute of International Relations mengatakan pada prakteknya terciptanya dua sistim Eropa akan menuai masalah.

Yang pasti krisis zona euro akan mendominasi pemberitaan dalam beberapa bulan mendatang dan tekanan terus meningkat bagi pemimpin-pemimpin Eropa untuk menghasilkan solusi yang lengkap dan berkelanjutan.

XS
SM
MD
LG