Tautan-tautan Akses

Permohonan Eutanasia di Belanda Naik 22 Persen


Dua orang perawat tampak merawat seorang pasien yang mengalami sakit parah di sebuah rumah sakit di Eropa (foto: ilustrasi).
Dua orang perawat tampak merawat seorang pasien yang mengalami sakit parah di sebuah rumah sakit di Eropa (foto: ilustrasi).

Sebuah organisasi Belanda yang melaksanakan euthanasia menerima 3.122 permintaan tahun lalu, sebuah peningkatan sebesar 22 persen dari setahun sebelumnya, demikian kata Pusat Kepakaran Euthanasia hari Jumat (7/2). Euthanasia adalah praktik untuk secara sengaja mengakhiri hidup guna membebaskan seseorang dari rasa sakit yang dideritanya.

“Setiap hari, 13 orang mengatakan: tolonglah saya, saya tidak bisa terus hidup,” demikian kata Steven Pleiter, direktur dari pusat yang tadinya bernama End of Life Clinic.

Pusat ini punya pakar yang memberi advis kepada dokter dalam kasus-kasus euthanasia dan tim terdiri dari dokter, psikiater, dan juru rawat yang mengunjungi pasien untuk evaluasi permohonan mereka serta menyuntikkan obat-obat fatal kalau mereka memenuhi kriteria euthanasia.

Negeri Belanda pada 2002 menjadi negara pertama di dunia yang mengesahkan euthanasia. Praktik ini hanya bisa dilakukan oleh seorang dokter yang memberikan dosis obat mematikan di bawah persyaratan yang ketat.

Pusat Kepakaran Euthanasia mengatakan, pihaknya telah memenuhi hampir 900, sekitar sepertiga, dari permohonan yang diterimanya pada 2019. Permohonan ini acapkali berupa kasus di mana pasien menderita demensia atau berbagai gangguan fisik terkait usia tua. [jm/pp]

Recommended

XS
SM
MD
LG