Tautan-tautan Akses

Peringkat Kebebasan Pers Iran Merosot Setelah Penjarakan Wartawan


Para aktivis Wartawan Tanpa Tapal Batas berperan sebagai korban dalam unjuk rasa di luar kantor maskapai penerbangan Iran Air di Champs Elysée di Paris, 10 Juli 2012, untuk memprotes penahanan para wartawan Iran.
Para aktivis Wartawan Tanpa Tapal Batas berperan sebagai korban dalam unjuk rasa di luar kantor maskapai penerbangan Iran Air di Champs Elysée di Paris, 10 Juli 2012, untuk memprotes penahanan para wartawan Iran.

Kelompok hak-hak media, Wartawan Tanpa Tapal Batas, mengatakan Iran telah morosot lebih jauh ke urut terbawah indeks Kebebasan Pers Dunia karena meningkatnya penangkapan wartawan dan jurnalis warga Iran.

Dalam peringkat kebebasan pers tahunan yang diterbitkan pada Kamis (18/4), organisasi yang berbasis di Paris dan juga dikenal sebagai RSF mengatakan Iran turun enam peringkat ke urutan 170 dari 180 negara dan wilayah. Penurunan ini dikaitkan dengan penangkapan Iran terhadap "jurnalis profesional dan non profesional, terutama yang mengunggah di jejaring sosial" pada 2018.

Laporan itu menggambarkan Iran sebagai salah satu negara di dunia yang paling banyak memenjarakan jurnalis.

Seorang pria Iran menunjukkan pesan-pesan Telegram pada ponselnya di Teheran, 24 Februari 2016.
Seorang pria Iran menunjukkan pesan-pesan Telegram pada ponselnya di Teheran, 24 Februari 2016.

Dalam sebuah wawancara kepada VOA, peneliti RSF Iran Reza Moini mengatakan peningkatan penangkapan wartawan Iran itu bertepatan dengan upaya mereka meliput protes jalanan anti pemerintah Iran tahun lalu.

Wartawan Iran yang ditahan sering dituduh menyebarkan propaganda dan pelanggaran keamanan nasional lainnya karena memposting komentar kritis mengenai pemerintah melalui media sosial. Moini mengecam penghukuman Iran terhadap jurnalis itu sebagai tidak berdasar dan tidak adil.

RSF mengatakan faktor lain dalam memburuknya kebebasan pers Iran adalah tindakan kerasnya pada media sosial. [my]

XS
SM
MD
LG