Tautan-tautan Akses

Perempuan Lebih Sering Terkena Serangan Jantung daripada Laki-laki


Berkas-berkas rumah sakit di Amerika tentang lebih dari satu juta orang yang terkena serangan jantung menunjukkan perempuan lebih sering masuk rumah sakit dibanding laki-laki.
Berkas-berkas rumah sakit di Amerika tentang lebih dari satu juta orang yang terkena serangan jantung menunjukkan perempuan lebih sering masuk rumah sakit dibanding laki-laki.

Berkas-berkas rumah sakit di Amerika tentang lebih dari satu juta orang yang terkena serangan jantung menunjukkan perempuan lebih sering masuk rumah sakit dibanding laki-laki tanpa melaporkan gejala-gejala klasik sakit di dada.

Kimberly Perazzoli tampak segar bugar. Tetapi, dua tahun lalu ia kelelahan dan sering sakit punggung.

“Tidak pernah sekalipun saya mengira akan terkena serangan jantung,” ujarnya.

Tetapi, Kimberly Perazzoli pernah menghadiri ceramah yang mungkin telah menyelamatkan hidupnya. Ceramah oleh kardiolog John Canto itu mengajarkan tentang tanda-tanda peringatan yang berbeda pada laki-laki dan perempuan yang terkena serangan jantung.

Ketika sakitnya semakin parah Kimberly Perazzoli memanggil ambulans. Karena ia ingin ditangani secara serius oleh paramedis, ia mengeluh sakit di dada, bukan sakit pada rahang dan punggung yang sebenarnya ia rasakan.

“Tim paramadis memeriksa saya dan ia mengatakan ‘Anda terkena serangan jantung’,” paparnya.

Pada usia 49 tahun Kimberly Perazzoli berada dalam kelompok usia yang dinilai terlalu muda untuk terkena serangan jantung.

Sebuah penelitian yang diterbitkan baru-baru ini dalam Jurnal Asosiasi Medis Amerika mendapati bahwa kebanyakan perempuan berusia 10 hingga 15 tahun lebih tua dari laki-laki ketika pertama kali terkena serangan jantung.

Dr. Canto dari Klinik Watson di Lakeland, Florida merupakan salah seorang penulis penelitian tersebut. Ia mengatakan, data itu juga menunjukkan bahwa jumlah perempuan berusia di bawah 55 tahun yang datang ke ruang UGD dengan gejala-gejala selain sakit di dada, termasuk sesak nafas, mual dan sakit punggung dan rahang, cukup mengejutkan.

Lima belas persen perempuan tersebut berada dalam kondisi sangat berbahaya ketika mereka tiba dibanding 10% laki-laki dalam kategori usia yang sama.

Ia mengatakan, “Perempuan yang lebih muda memiliki risiko meninggal yang lebih tinggi setelah terkena serangan jantung dibanding laki-laki pada usia yang sama.”

Dr. Canto mengatakan beberapa perbedaan gejala serangan jantung tampaknya menghilang ketika laki-laki dan perempuan bertambah tua.

Dalam wawancara melalui Skype kami menanyakan kepada Dr. Canto mengapa perempuan yang lebih muda menghadapi resiko yang lebih besar.

Ia mengatakan, ”Perempuan pra-menopause dan masih muda status hormonalnya berbeda dibanding perempuan yang lebih tua, dan tentunya, laki-laki. Juga dilaporkan bahwa perempuan lebih muda yang terkena serangan jantung mungkin mengalami serangan jantung berbeda yang melibatkan apa yang mereka sebut sebagai plaque erosion atau erosi plak. Ini berbeda dengan jenis serangan jantung klasik yang mencakup plaque rupture atau plak pecah.”

Dr. Canto mengatakan perempuan muda yang minum pil KB juga menghadapi risiko lebih besar terkena penggumpalan darah, emboli paru, dan kejang arteri coroner.

Kesempatan Kimberly Perazzoli untuk bertahan hidup cukup baik setelah beberapa stent atau penyangga ditempatkan dalam pembuluh arteri di jantungnya.

“Banyak hal yang harus saya lakukan dan saya sangat terkejut ketika saya berkaca dan merasa sakit pada rahang, dan tahu bahwa ini lebih dari sekedar masalah otot,” paparnya lagi.

Tim dokter mengatakan lebih banyak penelitian dibutuhkan mengenai mengapa jumlah perempuan muda yang terkena serangan jantung meningkat. Sementara itu, mereka ingin mengenali tanda-tanda peringatan ini dan pergi ke rumah sakit pada waktunya.

XS
SM
MD
LG