Cholitas Climbers, kelompok pendaki perempuan dari suku pribumi Aymara, Bolivia, bertanding sepak bola pada ketinggian 5.890 meter di gunung Huayna Potosi di dekat La Paz pada hari Rabu (16/9).
Mengenakan pakaian tradisional dan selimut, termasuk perlengkapan mendaki, sembilan perempuan Cholita mendaki salah satu puncak gunung yang tertutup salju di La Paz untuk bermain sepak bola selama 20 menit di tengah-tengah turunnya salju lebat.
Julia Quispe Tincuta, ketua Cholitas Climbers Bolivia mengatakan,"Kami sangat bersyukur dan sebagaimana yang kami janjikan, ini merupakan pertandingan sepak bola kedua yang kami lakukan di gunung. Kami baru saja menyelesaikan pertandingan ini dan kami merasa sangat gembira. Kami akan selalu mengingatnya dalam hati kami. Hidup Cholitas Chambers."
Mereka menggunakan tongkat pendaki yang diimprovisasikan sebagai tiang gawang di salju.
Sebelum mendaki, mereka memberi persembahan kepada Pachamama atau Dewi Pribumi dalam tradisi mereka, sekaligus untuk meminta keberuntungan dalam pertandingan sepak bola tersebut.
Julia Quispe Tincuta menambahkan, "Terima kasih atas dukungan Anda. Semua anggota Cholitas Climbers akan selamanya merasa berterima kasih. Dan kami merasa bangga dapat mengibarkan polleras, bendera Bolivia kami, serta Wiphala yang mewakili semua perempuan pribumi Quechua dan Aymara."
Polleras adalah rok pada baju tradisional Cholita, sedangkan Wiphala adalah bendera yang mewakili masyarakat pribumi di pegunungan Andes.
Cholitas Climbers dibentuk pada tahun 2015, dan hingga kini mereka telah mendaki sejumlah puncak gunung tertinggi di Bolivia.
Pada tahun 2019, kelompok itu juga berhasil mendaki puncak gunung tertinggi di Amerika Selatan, Aconcagua di Chili. [lj/uh]