Tautan-tautan Akses

Pendapatan Perempuan Amerika Masih Ketinggalan dari Laki-laki


Di Amerika, kemajuan perempuan dalam pendidikan belum menghasilkan kesetaraan penghasilan di tempat kerja.
Di Amerika, kemajuan perempuan dalam pendidikan belum menghasilkan kesetaraan penghasilan di tempat kerja.

Maret adalah Bulan Sejarah Perempuan di Amerika, momen untuk menilai pencapaian perempuan dan mengidentifikasi bidang yang masih harus ditingkatkan. Salah satu bidang tersebut adalah mengenai pendapatan, menurut laporan baru yang dikeluarkan Gedung Putih beberapa hari lalu.

Laporan yang berjudul "Perempuan di Amerika: Indikator Kesejahteraan Sosial dan Ekonomi" ini mengulas berbagai sisi kehidupan perempuan.

Wakil Menteri Urusan Ekonomi, Rebecca Blank, mengatakan laporan baru ini meliputi lima bidang utama kehidupan perempuan; yaitu keluarga, pendidikan, pendapatan dan lapangan kerja, kesehatan, kejahatan dan kekerasan, dan menyoroti kecenderungan yang terjadi dalam kehidupan perempuan selama 20-30 tahun terakhir.

Kompilasi data dari berbagai departemen federal ini, kata Blank, mengungkapkan kecenderungan baik yang positif maupun negatif. Yang positif, kecenderungan perempuan menjadi korban kejahatan kekerasan, termasuk pembunuhan, berkurang dibanding masa lalu. Perempuan juga cenderung menunda usia pernikahan dan memiliki anak lebih sedikit dibanding masa lalu.

Jumlah perempuan mencapai 51 persen dari populasi, dan 57 persen dari warga Amerika berusia di atas 65 tahun. Perempuan lebih cenderung mengalami masalah kesehatan seperti radang sendi, obesitas dan depresi, dan kecil kemungkinannya menderita penyakit jantung dan diabetes, dibandingkan laki-laki. Laporan ini menekankan peningkatan signifikan dalam bidang pendidikan.

"Ada kabar baik dalam laporan ini yang menunjukkan bahwa tingkat pendidikan perempuan tumbuh lebih cepat dibanding laki-laki. Bahkan kini ada lebih banyak para perempuan yang lulus dari perguruan tinggi di Amerika daripada laki-laki. Hal itu berlaku semua kelompok ras dan etnis, tidak hanya perempuan kulit putih," ujar Blank.

Tetapi, kemajuan perempuan dalam pendidikan menghasilkan kesetaraan penghasilan di tempat kerja.

Lee Ann De Reus adalah asisten profesor Studi Perempuan di Penn State, Altoona. Ia mengatakan, "Ketika perempuan menerima jabatan, mereka sering tidak menegosiasikan gaji awal dengan cara sama yang dilakukan laki-laki. Laporan ini juga mengisyaratkan bahwa begitu perempuan memiliki pekerjaan, mereka cenderung tidak menegosiasikan kenaikan gaji selama bertahun-tahun, seperti laki-laki."

Selain itu, ungkap De Reus, banyak perempuan bekerja paruh waktu. Jadi, ada sejumlah alasan mengapa perempuan masih berupaya menyeimbangkan antara pekerjaan dan keluarga. "Sebagian alasannya merujuk kembali kepada persepsi kita akan peran laki-laki dan perempuan dalam masyarakat,” tambahnya.

De Reus berharap laporan "Perempuan di Amerika" ini akan menekankan pada bagaimana masalah yang dihadapi perempuan saat ini berdampak pada anak-anak, keluarga dan masyarakat secara keseluruhan.

Para penulis berharap informasi yang telah mereka kumpulkan dalam laporan "Perempuan di Amerika" ini akan diterjemahkan ke dalam kebijakan dan inisiatif untuk membantu perempuan bergerak maju dan mempersiapkan anak-anak perempuan untuk kehidupan yang lebih baik daripada yang dimiliki ibu dan nenek mereka.

XS
SM
MD
LG