Tautan-tautan Akses

Peredaran Kartu Vaksin Palsu Meningkat di Pasar Gelap AS


Tampak dalam foto yang diambil pada 13 Maret 2021 ini, kartu bukti vaksinasi COVID-19 Pfizer terkumpul di tempat vaksinasi masal di Stadion Lumen di Washington, AS. (Foto: Reuters/Lindsey Wasson)
Tampak dalam foto yang diambil pada 13 Maret 2021 ini, kartu bukti vaksinasi COVID-19 Pfizer terkumpul di tempat vaksinasi masal di Stadion Lumen di Washington, AS. (Foto: Reuters/Lindsey Wasson)

Dengan semakin banyaknya bisnis, universitas, dan pemerintah federal dan lokal menuntut bukti vaksinasi COVID-19, pasar gelap di Amerika Serikat kini dibanjiri oleh kehadiran kartu vaksin palsu.

Pejabat Bea Cukai Amerika di Cincinnati, Ohio, mencegat lima pengiriman yang berisi 1.683 kartu palsu vaksinasi COVID-19 dan 2.034 stiker palsu inokulasi Pfizer sejak 16 Agustus. Pengiriman dari China itu ditujukan ke rumah-rumah dan apartemen pribadi di negara bagian Illinois, Maryland, Missouri, New York dan Texas.

Presiden Joe Biden baru-baru ini meminta semua bisnis yang memiliki 100 karyawan atau lebih untuk mewajibkan pegawai mereka divaksinasi. Jika para karyawan menolak divaksinasi, maka mereka wajib dites COVID-19 seminggu sekali.

Satu perusahaan keamanan siber global melaporkan bahwa harga dan jumlah kartu vaksin palsu yang beredar melonjak sejak Biden mengumumkan mandat wajib vaksin tersebut pada awal September.

Bulan lalu, 15 orang di New York dituduh terkait penjualan dan pembelian kartu palsu vaksin COVID-19. Seorang wanita yang menyebut diri sebagai @AntiVaxMomma di Instagram dituduh menjual 250 sertifikat palsu vaksinasi dengan harga sekitar $200 per kartu.

Tersangka kedua, seorang pekerja klinik medis, usia 27 tahun, diduga meminta biaya tambahan $250 untuk memasukkan data vaksin palsu bagi setidaknya 10 orang ke dalam database imunisasi New York.

Petugas medis dan pekerja esensial termasuk di antara orang-orang yang dituduh membeli kartu palsu. (ka/ps)

XS
SM
MD
LG