Tautan-tautan Akses

Perdagangan Senjata di Eropa Timur untuk Bantu Ukraina Laris Manis


Seorang tentara Ukraina memegang senjata anti-tank ringan generasi berikutnya (NLAW) di posisi garis depan, di tengah serangan Rusia di Ukraina, dekat Bakhmut, wilayah Donbas Ukraina 5 Juni 2022. (Foto: REUTERS/Gleb Garanich)
Seorang tentara Ukraina memegang senjata anti-tank ringan generasi berikutnya (NLAW) di posisi garis depan, di tengah serangan Rusia di Ukraina, dekat Bakhmut, wilayah Donbas Ukraina 5 Juni 2022. (Foto: REUTERS/Gleb Garanich)

Perang di Ukraina berdampak buruk pada perekonomian Eropa. Akan tetapi, ada satu sektor yang diam-diam menguat.

Produsen senjata di Eropa Timur memproduksi senjata dan amunisi pada kecepatan yang belum pernah terjadi sejak masa Perang Dingin.

Banyak negara di kawasan itu yang masih mewaspadai Rusia – bekas tuan mereka, Soviet – dan ingin membantu perlawanan Ukraina.

Perusahaan senjata lantas memanfaatkan kesempatan itu.

Perusahaan senjata milik pemerintah Polandia, PGZ, membuat berbagai produk, dari pesawat nirawak (drone) hingga kendaraan lapis baja.

Seorang prajurit Ukraina menembakkan senjata anti-tank NLAW selama latihan Operasi Pasukan Gabungan, di wilayah Donetsk, Ukraina timur, 15 Februari 2022. (Foto: AP)
Seorang prajurit Ukraina menembakkan senjata anti-tank NLAW selama latihan Operasi Pasukan Gabungan, di wilayah Donetsk, Ukraina timur, 15 Februari 2022. (Foto: AP)

Pemimpin perusahaan itu, Sebastian Chwalek, mengatakan perusahaannya hampir melipatgandakan rencana investasi mereka untuk sepuluh tahun ke depan.

“Kami mengembangkan dan memperluas kemampuan kami. Kami mempersiapkan peningkatan pengiriman senjata bukan hanya untuk pasar Polandia – kami sadari itu. Kami sedang berdiskusi dengan calon pelanggan dari negara ketiga yang ingin melengkapi pasukan mereka dengan persenjataan Polandia.”

PGZ mengatakan pihaknya telah mengirimkan berbagai macam peralatan ke Ukraina, termasuk mortir, senjata-senjata kecil dan amunisi.

Perusahaan itu memperkirakan pendapatan mereka pada 2022 akan melampaui tingkat pra-perang yang hampir mencapai $1,5 miliar (sekitar Rp23,4 triliun).

Hal serupa terjadi di Republik Ceko.

Negara itu telah memasok persenjataan senilai $2,1 miliar (32,8 triliun) ke Ukraina. Wakil Menteri Pertahanan Ceko Tomas Kopecny mengatakan, ekspor senjata negaranya akan memecahkan rekor tertinggi sejak tahun 1989.

“Bagi industri pertahanan Ceko, konflik di Ukraina dan bantuan yang diberikan pihak industri kepada para pejuang di sana, jelas menjadi dorongan yang belum pernah kami lihat dalam 30 tahun terakhir. Tahun ini tidak saja mencatat rekor tertinggi dalam hal ekspor material militer, tetapi juga tentang kualitasnya. Ini tentang fakta bahwa secara historis kita bisa mendapatkan akses ke teknologi dan kemitraan dengan salah satu industri senjata terbesar di dunia, dan itu adalah peluang yang sangat besar.”

Industri senjata Eropa Timur pertama kali berkembang pesat di bawah Komunisme, menghasilkan senjata bagi blok Soviet.

Perang di Ukraina kini membuat pabrik-pabrik itu sibuk kembali, tapi kali ini bukan untuk melayani Kremlin. [rd/em]

Forum

XS
SM
MD
LG