Tautan-tautan Akses

Perbatasan Sudan Selatan Kurangi Langkah Pelindung COVID-19


Seorang petugas tim medis mengenakan APB membersihkan lapangan udara untuk mencegah penyebaran virus corona (COVID-19), di Bandara Juba, di Juba, Sudah Selatan, 5 April 2020. (Foto: Reuters)
Seorang petugas tim medis mengenakan APB membersihkan lapangan udara untuk mencegah penyebaran virus corona (COVID-19), di Bandara Juba, di Juba, Sudah Selatan, 5 April 2020. (Foto: Reuters)

Para pemimpin masyarakat di negara bagian Central Equatoria, Sudan Selatan, mengatakan pemerintah merusak kebijakannya sendiri dalam mencegah penularan virus corona dengan membiarkan orang dari Uganda dan Republik Demokratik Kongo (DRC) bebas memasuki negara itu.

Penduduk di Kabupaten Sungai Yei, yang berbatasan dengan kedua negara itu, mengatakan setidaknya terdapat 15 titik masuk yang tidak dijaga. Titik masuk itu, yaitu di Busia, Tamania Teletin, Bazi, Ondako, Esebi, Lasu, Kirigwa dan kota-kota lainnya.

Jumlah kasus COVID-19 di Uganda dan DRC masih kecil, tetapi terus bertambah, sedangkan Sudan Selatan pada Minggu (5/4) mengukuhkan kasus pertamanya. Pasien adalah seorang staf PBB yang masuk ke Sudan Selatan secara legal pada Februari lalu.

Justoson Victor, yang bekerja untuk organisasi nirlaba Yamora di wilayah Sungai Yei, mengatakan pihak berwenang Sudan Selatan dan pejabat kesehatan tidak berupaya melacak orang yang masuk secara ilegal.[ka/ft]

XS
SM
MD
LG