Tautan-tautan Akses

Perbankan Mulai Turunkan Suku Bunga Pinjaman


Gedung Bank Indonesia di Jakarta (foto: dok). Perbankan akhirnya menurunkan suku bunga pinjaman mengikuti penurunan BI rate.
Gedung Bank Indonesia di Jakarta (foto: dok). Perbankan akhirnya menurunkan suku bunga pinjaman mengikuti penurunan BI rate.

Setelah dikeluhkan berbagai kalangan akhirnya suku bunga perbankan turun. Menurut Dirut PT. Bank BRI, Sofyan Basir, sebenarnya perbankan juga akan menurunkan suku bunga pinjaman seiring turunnya tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate), hanya saja proses penurunan tersebut butuh waktu.

Kepada pers di Jakarta, Rabu, Dirut PT.Bank BRI Sofyan Basir menjelaskan, pihaknya sangat memahami keinginan masyarakat agar suku bunga pinjaman turun sehingga masyarakat merasa ringan jika harus mengajukan pinjaman. Ditambahkannya, menurunkan suku bunga pinjaman tidak semudah yang dibayangkan masyarakat karena prosesnya butuh waktu dan berbagai pertimbangan.

“Dengan turunnya tingkat suku bunga SBI pasti kita akan antisipasi itu, minimal untuk mulai awal tahun kita sudah ada penurunan-penurunan yang cukup lumayanlah kita laksanakan khususnya kredit-kredit investasi jangka panjang,” ujar Sofyan.

Hal senada juga disampaikan Direkur Utama Bank Tabungan Negara atau BTN, Iqbal Latanro. Ia menjelaskan, “Bank Tabungan Negara sendiri sudah menurunkan tingkat bunga kredit rata-rata 50 basis poin per kurang lebih dua minggu lalu.”

Awal November lalu BI kembali menurunkan BI rate dari 6,5 persen menjadi 6 persen karena BI menilai fundamental ekonomi Indonesai cukup kuat. Menurut catatan BI posisi BI rate tertinggi adalah 12,75 persen pada kurun waktu akhir tahun 2005 hingga April 2006 dan setelah itu perlahan turun. Sementara kebijakan BI menerapkan BI rate agak tinggi yaitu pada tahun 2008 sebesar 9,5 persen akibat dampak negatif dari krisis kredit perumahan di Amerika Serikat.

BI memperkirakan BI rate sebesar 6 persen akan bertahan hingga tahun depan, namun kalangan pengamat menilai BI rate sebaiknya jangan diturunkan lagi karena posisi 6 persen sudah cukup rendah karena biaya operasional perbankan di dalam negeri mahal sehingga jika BI rate kembali turun maka laba bersih perbankan dari bunga kredit akan tergerus dan dikhawatirkan akan berpengaruh negatif terhadap kinerja perbankan.

Semula masyarakat mengeluh karena suku bunga pinjaman perbankan masih tinggi padahal BI rate terus turun. Kalangan pengusaha yang bergerak di industri besar maupun usaha kecil menengah atau UKM merasa enggan mangajukan pinjaman baru ke bank karena bunga yang ditetapkan tinggi yaitu sekitar 17 persen. Selain itu masyarakat yang ingin mengajukan pinjaman untuk membeli rumah maupun kendaraan juga merasakan hal sama karena rata-rata bunga pinjaman yang ditetapkan sekitar 12 persen.

XS
SM
MD
LG