Tautan-tautan Akses

Perang Sampah Kremlin


Sampah kertas bercampur sampah plastik pada kontainer impor kertas bekas dari Australia di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. (Foto: Petrus Riski/VOA).
Sampah kertas bercampur sampah plastik pada kontainer impor kertas bekas dari Australia di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. (Foto: Petrus Riski/VOA).

Siapa yang mau menerima TPA terbesar Eropa di halamannya sendiri?

Pertanyaan itu muncul sebagai masalah utama demonstrasi menentang pembangunan tempat pembuangan sampah besar-besaran di Rusia utara. Hal tersebut adalah masalah lingkungan yang mencerminkan frustrasi yang semakin besar terhadap pengaruh Moskow atas wilayah-wilayah Rusia.

Perjuangan Shiyes -sebuah pos kereta api terpencil di provinsi Arkhangelsk Rusia yang menjadi tempat TPA- pertama kali pecah lebih dari setahun yang lalu. Hal tersebut muncul setelah pemburu lokal menemukan sebuah lokasi pembangunan rahasia di hutan yang dipenuhi rawa-rawa di kawasan itu.

Kremlin of Moscow
Kremlin of Moscow

Tidak lama kemudian penduduk setempat mengetahui kegunaannya, yaitu lokasi tempat penyimpanan 52 kilometer persegi sampah yang dikirim dari Moskow, sekitar 1126 kilometer jauhnya.

Pejabat pemerintah mengatakan Shiyes dipilih berdasarkan lokasinya yang terpencil dengan Ecotechnopark baru. Hal tersebut menjadi contoh mutakhir dari penyimpanan limbah yang inovatif.

Pejabat juga memberikan uang tunai dan insentif, seperti lab komputer, hadiah tahun baru tahunan, dan akses perawatan kesehatan ke rumah sakit-rumah sakit terkenal Moskwa, bagi penduduk di dekatnya sebagai investasi cerdas untuk pembangunan kawasan itu.

Namun kemarahan terkait TPA itu telah menyatukan berbagai kalangan warga di seluruh Rusia utara. Banyak yang menganggapnya sebagai ancaman terhadap sumber daya alam yang menentukan gaya hidup dalam iklim yang ekstrem. [my/pp]

XS
SM
MD
LG