Tautan-tautan Akses

Perang di Ukraina Dapat Sebabkan Kelaparan pada Jutaan Orang di Seluruh Dunia


Seorang perempuan menyiapkan roti di rumahnya di Desa Zerzara, Mesir, pada 26 Februari 2022. Banyak pihak yang khawatir invasi Rusia ke Ukraina dapat menyebabkan krisis pangan pada negara-negara seperti Mesir, Lebanon, dan lainnya. (Foto: AFP/Khaled Desouki)
Seorang perempuan menyiapkan roti di rumahnya di Desa Zerzara, Mesir, pada 26 Februari 2022. Banyak pihak yang khawatir invasi Rusia ke Ukraina dapat menyebabkan krisis pangan pada negara-negara seperti Mesir, Lebanon, dan lainnya. (Foto: AFP/Khaled Desouki)

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, pada Rabu (8/6), invasi Rusia ke Ukraina harus diakhiri untuk membendung krisis pangan, bahan bakar, dan krisis ekonomi dunia yang terus meningkat, yang bisa memicu puluhan juta orang lainnya di seluruh dunia jatuh ke dalam kelaparan dan kemiskinan pada tahun ini.

"Kematian dan kehancuran itu harus dihentikan," kata Guterres kepada wartawan. “Solusi politik harus didapat sejalan dengan hukum internasional dan Piagam PBB.”

Sampai solusi itu didapatkan, kata Guterres, perlu diambil tindakan segera untuk menstabilkan pangan dunia dan pasar energi guna memperlambat kenaikan harga. Sumber daya, Guterres menambahkan, perlu disediakan untuk membantu negara-negara dan masyarakat termiskin bertahan dari guncangan ini.

Guterres berperan di belakang layar dalam upaya mencapai kesepakatan yang akan memungkinkan ekspor pangan yang diproduksi Ukraina dapat melalui Laut Hitam dengan aman dan terjamin serta akses pengiriman makanan dan pupuk dari Rusia ke pasar dunia.

“Kesepakatan ini penting bagi ratusan juta orang di negara-negara berkembang, termasuk di wilayah sub-Sahara Afrika,” kata Guterres. Dia tidak mengatakan apakah timnya hampir mencapai kesepakatan itu, karena ia tidak ingin merusak peluang untuk sukses, sementara kesejahteraan jutaan orang bergantung pada kesepakatan itu.

Setelah Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari, sekjen PBB dengan cepat membentuk Kelompok Tanggap Krisis Global untuk menangani dampak yang diperkirakan muncul dari gangguan perang terhadap wilayah Laut Hitam, yang merupakan salah satu lumbung pangan terbesar di dunia.

Koordinator kelompok itu, kepala perdagangan dan pembangunan PBB, Rebeca Grynspan memperingatkan krisis pangan yang saat ini terjadi dapat meningkat menjadi bencana pangan dunia pada tahun depan. [ps/ka]

XS
SM
MD
LG