Tautan-tautan Akses

Penyakit Baru pada Tanaman Singkong Bisa Sebabkan Kelaparan


Penyakit bercak daun coklat pada singkong pertama kali ditemukan di Uganda tahun 2004, dan merusak panen tanaman pangan yang penting ini.

Singkong alias ubi kayu menjadi makanan bagi sekitar 800 juta orang di Afrika, Asia dan Amerika Selatan. Tanaman ini tak pelak lagi merupakan sumber utama energi dan tanaman pangan yang esensial bagi ketahanan pangan. Tanaman singkong bisa bertahan di tanah tandus tanpa membutuhkan banyak air. Selain itu, singkong mampu bertahan dalam tanah sampai tiga tahun, sehingga dapat dipanen sesuai kebutuhan.

Tapi di Afrika Timur, tanaman ini mendapat serangan penyakit bercak daun coklat yang lebih merusak daripada penyakit mozaik daun pada ubi kayu. Penyakit mozaik daun telah aktif di Afrika Timur selama sekitar seratus tahun terakhir. Penyakit ini membatasi pertumbuhan tanaman. Tetapi, penyakit bercak daun coklat lebih parah karena dapat menghancurkan panen.

Penyakit yang disebabkan virus ini, ditemukan di Uganda tahun 2004 dan telah menyebar cepat di daerah sekitar Danau Victoria di Afrika. Sejauh ini, penyakit ini memang belum menyebar ke Nigeria, negara penghasil singkong terbesar dunia.

Tetapi, penyakit ini mengancam lebih dari 30 juta ton produksi singkong di Afrika Timur per tahunnya. Di beberapa daerah di Uganda, tanaman ubi kayu yang terkena penyakit bercak daun coklat malah mencapai lebih dari 85 persen pada 2005 dan 2008.

Claude Fauquet adalah seorang ilmuwan pada Donald Danforth Plant Science Center atau Pusat Penelitian Tanaman Donald Danforth di Saint Louis, Missouri. Ia mengatakan, beberapa jenis singkong dapat bertahan dari penyakit ini, tetapi jenis-jenis ini bukan yang ada di Afrika. Fauquet sedang mengembangkan tanaman ubi kayu tahan penyakit, tetapi sayangnya, menurutnya dibutuhkan waktu sekitar lima tahun untuk melakukannya.

Gagal panen singkong bisa mengakibatkan kelaparan, dan kelaparan dapat menyebabkan migrasi dan konflik. Karena pentingnya ketahanan pangan, Yayasan Gates, Yayasan Monsanto dan lembaga Amerika bagi bantuan internasional (USAID) menyumbangkan sekitar 50 juta dolar untuk mengatasi masalah ini di berbagai negara berkembang. Tetapi Fauquet mengatakan, masih dibutuhkan lebih banyak dana lagi untuk melawan penyakit ini.

Penyakit bercak coklat bisa sangat sulit untuk diidentifikasi di lapangan. Bintik-bintik kuning tidak teratur muncul pada daun yang lebih rendah. Tapi, kadang-kadang petani tidak menemukan penyakit sampai mereka memotong dan membelah ubi kayu itu. Jika bagian yang busuk hanya kecil saja, maka bisa dipotong. Tetapi jika penyakit itu telah berkembang, seluruh akar akan membusuk (VOA/Budi Setiawan).

XS
SM
MD
LG