Tautan-tautan Akses

Pengungsi Suriah Jadi Sasaran Kekerasan Malam Hari di Ankara 


Seorang petugas pemadam kebakaran memadamkan api dari sebuah toko yang terbakar selama kerusuhan terhadap pengungsi di Ankara, Turki, 11 Agustus 2021.
Seorang petugas pemadam kebakaran memadamkan api dari sebuah toko yang terbakar selama kerusuhan terhadap pengungsi di Ankara, Turki, 11 Agustus 2021.

Ankara, Ibukota Turki telah menyaksikan kekerasan terhadap pengungsi Suriah tadi malam. Turki saat ini menampung empat juta lebih pengungsi, dan kedatangan pengungsi yang makin banyak dari Afghanistan menambah kekhawatiran akan meningkatnya ketegangan sosial.

Ratusan orang, Rabu (11/8) menyerang rumah warga Suriah di Altindag, pinggiran kota Ankara. Toko-toko Suriah juga menjadi sasaran, dengan massa yang marah menjarah isinya.

Kekerasan itu dipicu oleh pembunuhan seorang pemuda Turki setempat, yang diduga dilakukan oleh warga Suriah.

Polisi mencoba campur tangan, meminta warga untuk kembali ke rumah mereka, tetapi tidak berhasil, karena kekerasan berlanjut selama berjam-jam.

Laporan yang belum dikonfirmasi mengatakan warga melintasi kota untuk bergabung dengan serangan itu. Belum ada angka resmi yang diberikan tentang mereka yang mengalami cedera.

Sebuah mobil terguling di tengah jalan saat terjadi kerusuhan terhadap pengungsi di Ankara, Turki, 12 Agustus 2021. (REUTERS/Cagla Gurdogan)
Sebuah mobil terguling di tengah jalan saat terjadi kerusuhan terhadap pengungsi di Ankara, Turki, 12 Agustus 2021. (REUTERS/Cagla Gurdogan)

Altindag, basis kuat dari partai AKP yang berkuasa, merupakan tempat tinggal bagi banyak pengungsi Suriah, yang melarikan diri dari perang saudara Suriah.

Seorang pemilik toko setempat, yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan kesabaran masyarakat terhadap para pengungsi sudah habis. "Biarkan mereka kembali. Mereka ada di mana-mana di sini, kiri-kanan tengah". Ia menambahkan, "saya hanya satu dari tiga pemilik toko Turki yang tersisa di sini".

Turki membuka pintunya bagi jutaan orang yang melarikan diri dari perang saudara Suriah selama satu dekade. Tetapi analis politik Atilla Yesilada dari Global Source Partners mengatakan ketidakpuasan meningkat terkait kebijakan pengungsi pemerintah, yang kemungkinan akan diperburuk dengan meningkatnya jumlah orang Afghanistan yang melarikan diri dari Taliban dan tiba di Turki.

Pengungsi Suriah Jadi Sasaran Kekerasan Malam Hari di Ankara
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:01 0:00

“Tidak hanya ada 3,6 juta warga Suriah; setidaknya ada dua ribu orang Iran, setengah juta orang Irak, orang Afrika utara yang jumlahnya tidak diketahui yang datang dengan visa turis. Sekarang orang Afghanistan, bersama negara-negara Asia Tengah lainnya, datang, dan mereka sebenarnya mencuri lapangan pekerjaan karena mereka bekerja dengan upah separuh dari upah minimum," jelas Atilla Yesilada.

"Mereka tidak mengeluh, mereka melakukan pemogokan, jadi tidak hanya di Istanbul dan kota-kota industri lainnya tetapi juga di banyak Kota-kota Anatolia. Mereka disukai untuk pekerjaan manual dan pertanian. Ini adalah masalah besar; semua jajak pendapat terlepas dari partai politik menunjukkan, orang Turki menginginkannya kembali,” imbuhnya.

Toko yang rusak akibat kerusuhan di Ankara, Turki, 11 Agustus 2021. Foto diambil 11 Agustus 2021. (REUTERS/Cagla Gurdogan)
Toko yang rusak akibat kerusuhan di Ankara, Turki, 11 Agustus 2021. Foto diambil 11 Agustus 2021. (REUTERS/Cagla Gurdogan)

Politisi oposisi utama, Kemal Kilicdaroglu bulan lalu menyatakan pengungsi Suriah akan dikembalikan dalam waktu dua tahun setelah partainya berkuasa. Rabu malam (11/8) Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan langkah-langkah sedang diambil untuk mengendalikan lonjakan pengungsi Afghanistan.

Erdogan mengatakan, di perbatasan dengan Iran atau Irak, tembok di perbatasan saat ini ditingkatkan secara signifikan. Tembok ini untuk mencegah migrasi ilegal ke Turki.

Turki sedang membangun tembok dan pagar di sepanjang perbatasan Iran dan Irak. Penghalang itu diperkirakan akan diuji karena para pengamat memperingatkan potensi eksodus warga Afghanistan jika Taliban mengambil alih kekuasaan. [my/jm]

XS
SM
MD
LG