Tautan-tautan Akses

Pengiriman Remitansi ke Negara Berpendapatan Rendah-Menengah Naik


Uang Peso Filipina yang dikirim oleh tenaga kerja Filipina di luar negeri diterima oleh kerabatnya di pusat remitansi di Makati City, Metro Manila, Filipina, 19 September 2018.
Uang Peso Filipina yang dikirim oleh tenaga kerja Filipina di luar negeri diterima oleh kerabatnya di pusat remitansi di Makati City, Metro Manila, Filipina, 19 September 2018.

Pengiriman uang oleh pekerja migran (remitansi) ke negara-negara berpendapatan rendah-dan-menengah “meningkat pesat” pada 2018, menurut Laporan Migrasi dan Pembangunan Bank Dunia.

Bank Dunia, Sabtu (8/12), memperkirakan pengiriman remitansi yang tercatat secara resmi ke negara-negara berkembang naik hingga 10,8 persen dan mencapai $528 miliar. Pengiriman uang secara global diperkirakan mencapai 10,3 persen atau $689 miliar.

India masih menjadi negara penerima kiriman remitansi terbesar tahun ini, yaitu $80 miliar, diikuti oleh China, Meksiko, Filipina dan Mesir.

Namun ongkos pengiriman remitansi rata-rata untuk $200 masih tinggi, yaitu sekitar 6,9 persen dari uang yang dikirim.

“Meskipun ada kemajuan teknologi, biaya pengiriman remitansi masih terlalu tinggi, dua kali lipat dari target Tujuan Pembangunan Global (SDG) yang telah ditetapkan yaitu tiga persen,” ujar Mahmoud Mohieldin, Wakil Presiden Senior Untuk Agenda Pembangunan 2030 di Humas dan Kemitraan PBB pada Bank Dunia.

“Membuka pasar untuk kompetisi dan promosi penggunaan teknologi berbiaya rendah akan meringankan beban pengguna fasilitas pengiriman remitansi yang lebih miskin,” tambahnya. [vm]

Recommended

XS
SM
MD
LG