Tautan-tautan Akses

Penggunaan Magnet untuk Perluas Cakrawala Sains


Para insinyur sedang membangun sebuah magnet raksasa di Pusat Riset Nuklir Eropa (CERN) di desa Cessy, Perancis, 29 November 2019.
Para insinyur sedang membangun sebuah magnet raksasa di Pusat Riset Nuklir Eropa (CERN) di desa Cessy, Perancis, 29 November 2019.

Magnet atau besi berani banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, bisa dijadikan mainan, tapi juga bisa berguna untuk riset.

Magnet-magnet kuat yang dipasang di sebuah laboratorium di Florida bisa melihat benda-benda yang tidak tampak dengan mata biasa, memahami apa yang terjadi di alam, dan menembus batas-batas ilmu pengetahuan yang ada kini.

Kata Greg Boebinger, direktur National High Magnetic Field Laboratory atau MagLab:

“Banyak jenis magnet; ada yang disebut super conducting, ada elektromagnet yang resistive dan juga ada magnet yang mengeluarkan pulsa.”

Kata Boebinger, magnet-magnet yang kuat bisa digunakan sebagai alat riset yang sangat fleksibel. Dengan dukungan National Science Foundation, MagLab adalah pusat riset yang mencakup berbagai disiplin ilmiah. Kata Boebinger, ia memimpin sebuah laboratorium yang sangat unik, yang menyediakan medan-medan magnet yang sangat kuat bagi para periset yang datang ke laboratorium itu tiap tahun untuk mengadakan riset tentang bahan-bahan, energi dan juga tentang kehidupan pada umumnya.

Kata Amy McKenna, pakar pada MagLab, “tiap jenis minyak mentah yang terdapat di berbagai bagian dunia merupakan produk yang unik, yang dihasilkan oleh suhu, tekanan dan organisme yang telah mati dan akhirnya menciptakan cairan yang kita sebut minyak mentah.Kami menganalisa bahan-bahan dalam minyak mentah dan menemukan berbagai bahan organik yang biasanya larut dalam air, dan dengan alat ini kami bisa mengukur massa mereka dengan sangat akurat.”

Untuk melakukan itu, McKenna menggunakan magnet resonansi yang disebut Ion Cyclotron, yang bisa berfungsi sebagai alat pengukur molekul yang sangat akurat.

Pakar Cory Dean, di bagian lain MagLab, menggunakan apa yang disebut D-C Field Facility untuk menyelidiki sifat-sifat bahan yang baru ditemukan yang disebut graphene, bahan yang terbuat dari molekul karbon yang berbentuk seperti kawat kandang ayam.

“Susunan molekul graphene ini sangat unik, dan disebut sebagai bahan yang paling kuat, yang sekaligus merupakan bahan konduktor yang paling tipis. Graphene juga punya kemampuan paling baik untuk mengalirkan panas,” kata Cory Dean.

Bahan itu sangat luar biasa, dan para pakar masih sibuk mempelajari bagaimana bahan itu terbentuk. Pengertian itu dibutuhkan sebelum para insinyur bisa memanfaatkan bahan yang disebut graphene itu.[ii]

XS
SM
MD
LG