Tautan-tautan Akses

Pengaruh Rusia dalam Pemilu AS Sorot Kembali Adopsi Anak-anak Rusia


Inga Whatcott, yang diadopsi dari Rusia, berdiri di luar apartemennya di Battle Creek, Michigan sambil memegang dua boneka yang ia simpan dari panti asuhannya di Rusia, Mei 2013. (Foto:dok)
Inga Whatcott, yang diadopsi dari Rusia, berdiri di luar apartemennya di Battle Creek, Michigan sambil memegang dua boneka yang ia simpan dari panti asuhannya di Rusia, Mei 2013. (Foto:dok)

Penyelidikan terhadap pengaruh Rusia dalam pemilu presiden Amerika telah membuat perhatian kembali tertuju pada larangan pemerintah Rusia untuk adopsi anak-anak Rusia oleh warga Amerika. Larangan ini merupakan tanggapan terhadap sanksi-sanksi yang diberlakukan Amerika sekitar lima tahun lalu. Donald Trump Jr mengatakan ini merupakan topik pembicaraan ketika ia bertemu seorang pengacara Rusia pada masa kampanye pemilu ayahnya.

Selama lebih dari 20 tahun keluarga-keluarga di Amerika mengadopsi puluhan ribu anak Rusia,sebelum pemerintah Rusia memberlakukan larangan adopsi lima tahun lalu. Banyak adopsi Rusia ini bermasalah, tetapi sebagian diantaranya berhasil. Antara lain kakak beradik dari sebuah panti asuhan di Smolensk.

“Saya akan sangat berterima kasih untuk selamanya pada keluarga yang mengadopsi saya – ibu, abang, paman dan tante saya,” kata Lili.

Lili dan adiknya Polina tiba di Scranton, Pennsylvania, dari panti asuhan “Gnezdyshko” 16 tahun lalu. Keberangkatan mereka diatur oleh World Links, sebuah organisasi yang menempatkan anak anak Rusia yang hampir memasuki usia remaja dan sulit diadopsi, pada keluarga-keluarga Amerika selama musim panas. Harapannya adalah untuk menemukan tempat tinggal permanen bagi mereka. Hal ini seringkali membuahkan hasil. Kristina bersama Polina dan Lilia menemukan keluarga baru di Pennsylvania. Transisi yang mereka alami cukup menantang.

“Pertama kali, sekolah sangat sulit karena kami tidak bisa berbahasa Inggris dan tidak mengerti apa yang disampaikan teman- teman di kelas. Jadi kami belajar bahasa Inggris dan menonton film-film dan video musik berbahasa Inggris," kataPolina. "Ibu angkat kami meminta kami hanya bicara dalam bahasa Rusia jika berada di kamar tidur dan kamar mandi. Ia benar-benar mendorong kami untuk belajar bahasa Inggris. Jika kami mengalami kesulitan pada satu kata, ia akan meminta kami melihatnya di kamus,” tambahnya. Lima belas tahun kemudian semua kesulitan itu kami kenang dengan senyuman."

Polina kini bekerja di sebuah kantor pengacara. Adiknya Lilia bekerja di badan yang pertama kali membantu mereka datang ke Amerika. Ia membantu anak-anak yatim piatu dari Ukraina, Latvia, Lithuania dan Kyrgyzstan menemukan keluarga adopsi mereka, suatu pekerjaan yang dipahaminya.

“Seringkali ketika saya menanyakan pada keluarga yang akan mengadopsi, mengapa mereka ingin membantu seorang anak? Mereka menjelaskan karena mereka punya cinta kasih yang begitu besar, dan mereka ingin memberikannya kepada anak-anak yatim. Mereka juga mengatakan bahwa mereka punya sarana yang memadai untuk merawat anak-anak yang membutuhkan, dan memberikan mereka kehidupan yang baik,” kata Lilia.

Kedua kakak beradik ini enggan menceritakan tentang kehidupan mereka di Rusia. Ibu mereka kehilangan hak asuh, yang membuat keduanya dikirim ke sebuah panti asuhan.

“Salah satu panti asuhan itu merupakan tempat yang sangat mengerikan,” kata Polina .

“Tentu saja panti asuhan dapat berupaya memperbaiki kondisi, tetapi mereka juga memahami bahwa mereka bukan keluarga anak ini untuk seumur hidup.Ketika seorang anak yatim piatu menginjak usia 18 tahun, ia mesti meninggalkan institusi itu. Itulah sebabnya keluarga yang baik dan peduli sangat penting bagi setiap anak di dunia,” tambah Lilia. Kini Lilia membantu menemukan keluarga-keluarga yang penuh cinta kasih dan kepedulian seperti yang menemukannya 16 tahun lalu. [em/ds]

Recommended

XS
SM
MD
LG