Tautan-tautan Akses

Pengamat: Mengundang Ukraina dalam KTT G20, Kompromi Terbaik 


Presiden Joko Widodo memastikan telah mengundang Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy ke KTT G20 di Bali, November 2022 mendatang.
Presiden Joko Widodo memastikan telah mengundang Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy ke KTT G20 di Bali, November 2022 mendatang.

Beberapa pengamat memuji sikap pemerintah Indonesia mengundang Presiden Ukraina dalam KTT G20 mendatang sebagai bentuk kompromi terbaik. Fathiyah Wardah melaporkan dari Jakarta.

Presiden Joko Widodo Jumat sore (29/4) memastikan telah mengundang Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy ke pertemuan puncak G20 di Bali, November 2022. Ia juga telah menyampaikan undangan serupa kepada Rusia selaku anggota G20, dan Presiden Rusia Vladimir Putin telah secara langsung menyampaikan kesiapannya untuk hadir dalam pertemuan penting itu.

Peneliti politik internasional di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Nanto Sriyanto kepada VOA, Jumat (29/4) mengatakan mengundang Zelensky merupakan kompromi terbaik supaya pelaksanaan KTT G20 berjalan normal. Dia menilai hal ini sebagai titik temu terhadap polemik yang berisiko KTT G20 bisa batal.

Kehadiran Zelenskyy juga memperkuat pembahasan tentang dampak konflik Rusia-Ukraina yang telah mengganggu pasokan pangan dunia, mengingat kedudukan Ukraina sebagai salah satu produsen gandum terbesar di dunia, tambahnya. Membahas keamanan pasokan pangan dunia dengan menghadirkan Ukraina masih relevan dan tidak akan mempermalukan Rusia, ujarnya.

Senada dengan itu, dapat dibahas pula dampak konflik itu pada pasokan minyak global, yang selama ini dipasok kebanyakan dipasok oleh Arab Saudi dan Rusia.

Nanto mengatakan mengundang negara yang bukan anggota G-20 seperti Ukraina bukan pertama kali terjadi pada KTT G-20. Hal itu juga terjadi ketika Rusia menjadi tuan rumah KTT G20 di mana negara tersebut mengundang Suriah dalam konteks pembahasan situasi keamanan yang berpengaruh terhadap perekonomian global. Ini dikarenakan G20 adalah forum multilateral yang mengurusi ekonomi dan bukan langsung soal keamanan.

Dengan mengundang Ukraina, lanjutnya, berarti Indonesia menghindari jalan buntu tentang pelaksanaan KTT G20 dari pihak yang ingin menekan Rusia. Indonesia juga bisa membawa forum G20 menyentuh isu penting yakni persoalan tata ekonomi global.

"Mengundang Ukraina sesuai kapasitasnya. Ketika mengundang Ukraina itu sebenarnya juga menyampaikan pesan bahwa konflik ini secara langsung berdampak pada salah satu yang paling penting dan melibatkan Ukraina adalah pasokan pangan global. Karena Ukraina adalah salah satu pemasok gandum terbesar di dunia," kata Nanto.

Undang Ukraina, Indonesia Harus Seksama

Diwawancarai secara terpisah, pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Padjajaran Bandung, Teuku Rezasyah mengatakan mengundang Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam KTT G20 merupakan hal yang sangat sulit dilakukan karena G20 merupakan forum ekonomi.

Dr. Teuku Rezasyah, Pengamat Hubungan Internasional (foto: courtesy).
Dr. Teuku Rezasyah, Pengamat Hubungan Internasional (foto: courtesy).

"Misalnya Amerika Serikat punya banyak sengketa dengan negara Timur Tengah. Kita (G20) tidak pernah mengundang Irak, kita nggak pernah mengundang Afghanistan, kita nggak pernah mengundang Suriah. Jadi hal ini yang harus diwaspadai oleh Indonesia. Janganlah bikin suatu tradisi baru yang merusak marwah G20 itu sendiri," ujar Rezasyah.

Menurut Rezasyah mengundang Ukraina dalam KTT G20 berpotensi merusak masa depan G20 itu sendiri.

Jika memang ketegangan dan polemik masih tinggi, dia mengusulkan semua pemimpin negara G20 memberikan satu sesi khusus untuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang tidak dihadiri Rusia dan di luar kerangka G20. Dia mencontohkan dalam dialog tingkat menteri, Ukraina bisa diundang.

Rezasyah mengingatkan pelaksanaan KTT G20 di Bali nanti jangan sampai mempermalukan Rusia karena dampaknya akan sangat besar terhadap Indonesia. Rusia, tambahnya, adalah negara yang mendukung Indonesia saat merebut Papua dari Belanda.

Rezasyah mengusulkan agar Ukraina diundang terpisah di tempat lain, secara terpisah, bukan di tempat penyelenggaraan utama KTT G20.

Meski Hadapi Tekanan, Indonesia Tetap Undang Rusia Dalam KTT G-20
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:00:59 0:00

Di sisi lain jika Amerika atau sekutu-sekutunya memutuskan tidak hadir karena keberadaan Presiden Putin, maka Indonesia harus berani menentukan sikap dan tetap melaksanakan forum penting itu.

Presiden Jokowi mengatakan G20 memiliki peran sebagai katalisator dalam pemulihan ekonomi dunia, yang terpengaruh dua hal besar, pandemi Covid-19 dan perang di Ukraina. Jokowi menyatakan agar solusi damai dapat terus dikedepankan dan Indonesia siap berkontribusi untuk upaya damai tersebut.

Presiden juga juga menggarisbawahi bahwa Indonesia ingin menyatukan G20, jangan sampai ada perpecahan. Menurutnya perdamaian dan stabilitas adalah kunci bagi pemulihan dan pembangunan ekonomi dunia. [fw/em]

XS
SM
MD
LG