Seorang kardinal Katolik Roma berusia 90 tahun dan lima orang lainnya di Hong Kong didenda setelah dinyatakan bersalah pada hari Jumat (25/11). Mereka dianggap tidak melaporkan dana yang sekarang sudah tidak ada lagi yang ditujukan untuk membantu orang-orang yang ditangkap dalam protes yang meluas tiga tahun lalu.
Kardinal Joseph Zen, seorang pensiunan uskup dan advokat demokrasi kota yang vokal, tiba di pengadilan dengan pakaian hitam dan menggunakan tongkat. Ia pertama kali ditangkap pada Mei karena dicurigai berkolusi dengan kekuatan asing di bawah Undang-Undang Keamanan Nasional yang diberlakukan Beijing. Penangkapannya mengejutkan komunitas Katolik, meskipun Vatikan hanya menyatakan sedang memantau perkembangan situasi dengan cermat.
Sementara Zen dan sejumlah aktivis lainnya di persidangan belum dikenai dakwaan terkait keamanan nasional, mereka didakwa tidak mendaftarkan organisasi bantuan, Dana Bantuan Kemanusiaan 612, dengan sepantasnya. Organisasi itu didirikan untuk mengumpullkan dana yang dibutuhkan untuk membayar biaya medis dan hukum para pengunjuk rasa yang ditangkap mulai tahun 2019. Upaya penggalangan dan distribusi dana itu sendiri dihentikan pada Oktober 2021.
Zen, bersama penyanyi Denise Ho, cendekiawan Hui Po Keung, dua mantan anggota parlemen prodemokrasi Margaret Ng dan Cyd Ho, menjadi pengawas dana tersebut. Mereka masing-masing didenda 4.000 dolar Hong Kong ($512). Terdakwa keenam, Sze Ching-wee, adalah sekretaris penggalangan dana tersebut dan didenda HK$2500 ($320).
Pihak berwenang mewajibkan organisasi-organisasi lokal untuk mendaftar atau mengajukan pengecualian dalam waktu satu bulan sejak pendiriannya. Mereka yang gagal melakukannya menghadapi denda hingga HK$10.000 ($1.273), tanpa hukuman penjara, setelah hukuman pertama.
Saat menjatuhkan vonis, Ketua Hakim Ada Yim memutuskan bahwa organisasi penggalangan dana tersebut dianggap sebagai organisasi yang wajib mendaftar karena tidak murni untuk tujuan amal. [ab/uh]
Forum