Tautan-tautan Akses

Penembakan Massal Tunjukkan Rasisme di Jerman


Petugas forensik memeriksa sekitar mobil yang rusak akibat insiden penembakan di Hanau dekat Frankfurt, Jerman, 20 Februari 2020.
Petugas forensik memeriksa sekitar mobil yang rusak akibat insiden penembakan di Hanau dekat Frankfurt, Jerman, 20 Februari 2020.

Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan “akan melakukan semua hal” untuk menyelidiki pembunuhan sembilan orang di pinggiran kota Frankfurt awal pekan ini. Merkel, Kamis (21/2) mengatakan “ada banyak indikasi bahwa tersangka bertindak dengan motif sayap kanan, ekstremis, dan rasis.”

Jaksa federal Jerman, Peter Frank mengukuhkan tersangka telah memposting video-video ekstremis dan retorika menghasut di internet. Dalam postingan tersebut, pelaku mengatakan Jerman kini memiliki “kelompok-kelompok etnis, ras atau kebudayaan yang berada di tengah kita yang akan merusak dalam semua hal.” Ia menyerukan “pembersihan kasar” yang akan disusul dengan “pembersihan lebih terarah” yang akan mengurangi populasi dunia hingga separuhnya.

Merkel bertekad akan melakukan apapun untuk menyelidiki pembunuhan itu. “Pemerintah Jerman dan semua institusi negara akan membela hak dan martabat setiap individu yang berada di negara kita. Kami tidak membeda-bedakan warga berdasarkan asal usul atau agama mereka. Kami akan dengan keras dan tegas menghadapi mereka yang berusaha memecah belah Jerman,” kata Merkel.

“Rasisme adalah racun,” lanjut Merkel. “Kebencian adalah racun dan racun ini eksis di tengah-tengah masyarakat dan inilah yang harus disalahkan atas begitu banyaknya kejahatan.”

Sebagian besar korban adalah keturunan Kurdi atau Turki, dan ditembak di bar-bar shisha di Hanau pada hari Rabu. Tersangka penembak, Tobias Rathjen yang berusia 43 tahun, belakangan ditemukan mati bersama ibunya di rumahnya. [uh/ab]

Recommended

XS
SM
MD
LG