Tautan-tautan Akses

Pendukung Kebebasan Berpendapat di Myanmar Berencana Lanjutkan Protes


Para pendukung kebebasan pers dan aktivis pemuda menggelar unjuk rasa menuntuk pembebasan dua wartawan Reuters yang dipenjara, Wa Lone dan Kyaw Soe Oo, di Yangon, Myanmar, 16 September 2018. (Foto: dok).
Para pendukung kebebasan pers dan aktivis pemuda menggelar unjuk rasa menuntuk pembebasan dua wartawan Reuters yang dipenjara, Wa Lone dan Kyaw Soe Oo, di Yangon, Myanmar, 16 September 2018. (Foto: dok).

Sekelompok penyokong kebebasan berbicara di Myanmar mengatakan mereka akan terus melanjutkan aksi protes mereka hingga keduanya dibebaskan. Sebelumnya, mereka melangsungkan demonstrasi damai di Yangon pekan ini untuk menuntut pembebasan dua wartawan Reuters yang ditahan di Myanmar.

Maung Saungkha, juru bicara penyelenggara demonstrasi hari Minggu lalu mengatakan, kasus penangkapan Wa Lone dan Kyaw Soe Oo tidak hanya membuat marah masyarakat Myanmar, tapi juga masyarakat internasional.

Ia mengatakan, Rabu (19/9), “Kami melangsungkan protes karena kami ingin rakyat tahu apa yang terjadi karena ini tidak adil.” Ia sendiri tidak merinci lebih jauh bagaimana protes selanjutnya akan dilangsungkan.

Saungkha mengatakan, kelompoknya tersebut awalnya ditolak untuk menyelenggarakan aksi protes pada Minggu lalu itu. Namun kemudian mereka diizinkan setelah mempertanyakan mengapa demonstrasi pro-militer diizinkan berlangsung di kawasan yang sama sebelumnya tahun ini.

Dalam aksi protes terakhir mereka, sejumlah demonstran membawa berbagai spanduk dan selebaran yang di antaranya bertuliskan, “jika kebasan pers diredam, demokrasi akan gagal” dan “pembantaian bukan lagi rahasia negara.”

Ei Ei Moe, seorang anggota kelompok advokasi HAM setempat bernama Generation Wave, menyampaikan pidato dalam kesempatan itu yang mengatakan bahwa rakyat Myanmar memiliki hak untuk mendapat informasi. [ab/uh]

XS
SM
MD
LG