Tautan-tautan Akses

Penduduk Asli Amerika Berperan Penting dalam Perayaan Thanksgiving Pertama


Lukisan karya Jean Leon Gerome Ferris berjudul 'The First Thanksgiving' menceritakan tentang para peziarah dan penduduk asli Amerika sedang berkumpul dan berbagi makanan. (Foto: dok).
Lukisan karya Jean Leon Gerome Ferris berjudul 'The First Thanksgiving' menceritakan tentang para peziarah dan penduduk asli Amerika sedang berkumpul dan berbagi makanan. (Foto: dok).

Setiap tahun di bulan November, orang Amerika mendapat satu hari libur untuk mensyukuri yang mereka miliki. Liburan "Hari Thanksgiving" (Hari Bersyukur) dimulai berabad-abad yang lalu, dengan perayaan panen di Plymouth, Massachusetts pada tahun 1621. Bagi banyak orang Amerika, hari ini juga merupakan saat merayakan kedatangan imigran pertama ke Dunia Baru. Tetapi para sejarawan mengingatkan tanpa bantuan suku Wampanoag, orang Eropa ketika itu mungkin tidak bertahan hidup untuk merayakan Thanksgiving.

Sudah 397 tahun sejak sekelompok kolonis tiba di Dunia Baru dari Eropa menumpang kapal Mayflower.

Setibanya di sana, mereka mendapati sudah ada penduduk di Dunia Baru. Wampanoag sudah ada di benua ini selama ribuan tahun, dan para sejarawan mengatakan, mereka membantu menorehkan sejarah awal Amerika.

"Jadi, sangat penting melawan informasi yang salah dan stereotip bahwa orang Indian Amerika tidak menjadi bagian dari struktur budaya Amerika saat ini," jelas Rene Gokey, dari Museum Nasional Indian Amerika.

Rene Gokey, koordinator pendidikan di Museum Nasional Indian Amerika, mengatakan Wampanoag sudah memiliki sistem pertanian dan politik.

"Orang-orang pribumi sering memiliki tipe pemerintahan perwakilan sehingga para pemukim belajar mengenai gaya-gaya pemerintahan dan perwakilan itu," jelasnya.

Para sejarawan mengatakan tahun pertama di benua Amerika sangat sulit bagi para peziarah dan pemukim. Mereka tidak mengetahui cuaca dan medan. Tahun itu mereka juga terlambat datang untuk mulai menanam tanaman mereka sendiri. Banyak yang mati kelaparan dan kedinginan.

Seorang anggota Wampanoag mengambil inisiatif untuk menandatangani aliansi perdamaian antara kedua komunitas, dan menawarkan dukungan di bidang pertanian, pertahanan dan senjata.

"Wampanoag sepenarnya punya hubungan baik dengan gubernur Inggris ketika itu, John Carver. Mereka menandatangani perjanjianperdamaian dan perjanjian untuk saling melindungi di masa perang," lanjut Rene.

Satu tahun setelah perjanjian damai ditandatangani, para pemukim dan peziarah merayakan panen pertama mereka yang sukses pada tahun 1621. Wampanoag bergabung dalam perayaan itu dan membawa makanan tradisional mereka sendiri.

"Jadi yang dimaksud sebagai tiga perempuan bersaudara itu berkisar mengenai jagung, kacang-kacangan, dan labu; dan ketika orang menanam jagung pertama-tama mereka membiarkannya tumbuh dan baru kemudian menanam kacang. Kacang mengandung nitrogen yang tinggi, dan otomatis menjadi semacam pupuk. Jadi ketika jagungtumbuh, kacang melilitnya, lalu mereka juga menanam labu," kata Freddie Buttery, Chef Museum Nasional Indian Amerika.

Metode 'tiga perempuan bersaudara' ini adalah tiga tanaman pertanian utama dari beberapa kelompok pribumi di Amerika.

Bagian dari pekerjaan Freddie Buttery sebagai koki di Museum Nasional Indian Amerika adalah mengajarkan kepada generasi baru kontribusi masyarakat pribumi dalam hal makanan, jadi ia menciptakan salad berdasarkan tiga makanan ini.

"Saya kira ini melambangkan banyak hal. Sejauh musim ini, metode itu melambangkankemampuan untuk bertahan hidup, saya kira itulah yang diwakili oleh jagung, kacang dan labu itu," imbuhnya.

Dua ratus lima puluh tahun kemudian, Presiden Abraham Lincoln menyatakan hari "Thanksgiving" sebagai hari libur nasional, untuk mengucapkan terima kasih dan menyembuhkan luka perang saudara di Amerika. [my/em]

XS
SM
MD
LG