Tautan-tautan Akses

Pencarian Puing Pesawat Dilanjutkan di Samudera Hindia


Staf perusahaan komunikasi satelit Inggris Inmarsat meneliti data satelit pesawat Malaysia Airlines yang hilang di kantor pusat mereka di London (25/3). (Reuters/Andrew Winning)
Staf perusahaan komunikasi satelit Inggris Inmarsat meneliti data satelit pesawat Malaysia Airlines yang hilang di kantor pusat mereka di London (25/3). (Reuters/Andrew Winning)

Cuaca yang membaik memungkinkan 12 pesawat terbang dan dua kapal kembali ke daerah itu, kira-kira 2.500 kilometer sebelah barat daya kota Perth, Australia.

Pencarian puing-puing pesawat penumpang Malaysia yang hilang diteruskan Rabu (26/3) di perairan terpencil Samudera Hindia bagian selatan.

Pesawat-pesawat terbang dari Australia, Amerika Serikat, China, Jepang, Selandia baru, dan Korea Selatan telah melanjutkan pencarian puing-puing pesawat Malaysia Airlines penerbangan MH 370.

Cuaca yang membaik memungkinkan 12 pesawat terbang dan dua kapal kembali ke daerah itu, kira-kira 2.500 kilometer sebelah barat daya kota Perth, Australia.

Otoritas Keselamatan Maritim Australia, yang mengkoordinasi pencarian atas nama Malaysia, mengatakan pencarian Rabu akan memusatkan perhatian pada 80 ribu kilomter persegi.

Angin kuat memaksa penangguhan 24 jam pencarian pada Selasa.

Perdana Menteri Australia Tony Abbott berjanji negaranya akan melakukan semua yang dapat dilakukan untuk menemukan pesawat Malaysia penerbangan MH 370 itu dan mengakhiri perasaan bertanya-tanya para keluarga korban.

Abbot bersama parlemen Australia mengheningkan cipta sejenak bagi ke-239 orang dalam pesawat, yang diduga telah tewas.

Para pejabat Malaysia mengatakan data satelit menunjukkan pesawat itu sudah hampir pasti jatuh, walaupun puing belum ditemukan dan dipastikan.


Sementara itu, China telah menuntut agar Malaysia menyerahkan data satelit yang digunakan untuk menyimpulkan bahwa pesawat itu telah jatuh, menewaskan ke-239 orang di dalamnya.

Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengatakan Senin bahwa analisa data satelit yang diterima setelah pesawat itu berangkat dari Kuala Lumpur menuju Beijing 8 Maret memberi indikasi pesawat itu telah jatuh di Samudera Hindia.

Tetapi hal tersebut tidak memuaskan China, negara asal 153 penumpang pesawat tersebut. Wakil Menteri Luar Negeri China Xie Hangsheng memberitahu Duta Besar Malaysia bahwa negaranya ingin mengetahui apa sebenarnya yang membuat Razak mengumumkan bahwa pesawat itu telah hilang.
XS
SM
MD
LG