Tautan-tautan Akses

Penasihat Keamanan AS Inginkan Kepastian Turki soal Kurdi di Suriah


Penasihat Keamanan Nasional Amerika John Bolton (dua dari kiri) mengenakan VR saat berada di kompleks terowongan Tembok Barat (Western Wall), Kota Tua Yerusalem, 6 Januari 2019.
Penasihat Keamanan Nasional Amerika John Bolton (dua dari kiri) mengenakan VR saat berada di kompleks terowongan Tembok Barat (Western Wall), Kota Tua Yerusalem, 6 Januari 2019.

Penasihat Keamanan Nasional Amerika John Bolton mengatakan pasukan Amerika tidak akan ditarik mundur dari Suriah, tanpa kesepakatan dari Turki bahwa negara itu tidak akan menyerang Kurdi di Suriah Utara. Pengumuman Presiden Donald Trump pada 19 Desember lalu mengenai penarikan dalam waktu dekat menimbulkan kekhawatiran di kalangan Kurdi yang didukung Amerika di Suriah.

Turki telah mengumumkan rencana untuk menyerang daerah-daerah yang dikuasai Kurdi di Suriah Utara, dengan alasan mereka bersekutu dengan satu kelompok teroris Kurdi. Wartawan VOA Zlatica Hoke melaporkan Bolton bertolak ke Turki hari Senin ini untuk mengupayakan kesepakatan mengenai Kurdi, yang memimpin ofensif dukungan Amerika yang sukses dalam menghadapi ISIS di Suriah. Berikut laporan selengkapnya.

Rencana untuk menarik sekitar 2.000 tentara Amerika dari Suriah telah menimbulkan kekhawatiran bahwa pihak-pihak lain dalam konflik dapat bergerak masuk untuk mengisi kekosongan yang terjadi. Turki telah mengumumkan ofensif melawan Kurdi dan Rusia diduga berencana bergerak ke daerah yang kaya minyak begitu pasukan Amerika pergi. Israel telah memperingatkan tentang campur tangan Iran. Ada juga peringatan bahwa ISIS dapat meluncurkan upaya untuk merebut kembali wilayah yang telah lepas dari pihaknya.

Sejak itu, Trump telah menyatakan bahwa penarikan mundur akan memerlukan waktu.

“Kami melakukan penarikan mundur di Suriah. Kami akan memindahkan pasukan kami. Saya tidak pernah mengatakan kami akan melakukannya sesegera itu. Tetapi kami sedang memberantas sebagian besar ISIS,” kata Trump.

Trump mengutus penasihat keamanan nasionalnya, John Bolton, ke Timur Tengah untuk membahas penarikan pasukan dengan sekutu-sekutu di kawasan itu, Turki dan Israel.

“Tepat di perbatasan Anda, kita menghadapi masalah konflik di Suriah. Kami akan membahas keputusan presiden untuk mundur tetapi untuk melakukan itu dari Suriah Timur Laut dengan cara yang memastikan bahwa ISIS dikalahkan dan tidak mampu bangkit kembali dan menjadi ancaman lagi serta untuk memastikan bahwa pertahanan Israel dan teman-teman kami di kawasan benar-benar terjamin, dan untuk menjaga mereka yang telah berjuang bersama kami melawan ISIS dan kelompok-kelompok teroris lainnya,” jelas Bolton.

Kurdi berada di garis depan dalam ofensif di lapangan melawan ISIS di Irak dan di Suriah. Penarikan mundur Amerika membuat mereka rentan terhadap serangan yang dilakukan pasukan pemerintah Suriah dan Turki. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah setuju untuk menangguhkan namun tidak membatalkan ofensif, yang ia sebut bertujuan untuk menyingkirkan teroris dari Suriah Utara.

“Pembicaraan telepon dengan Trump, kontak-kontak yang dilakukan unit-unit diplomasi dan keamanan serta pengumuman yang dikeluarkan Amerika mendorong kami untuk menunggu beberapa waktu tetapi tentu saja, ini bukan masa tunggu yang tanpa batas,” kata Erdogan.

Bolton mengatakan penarikan Amerika tidak akan berlangsung tanpa persetujuan Turki untuk tidak membunuh Kurdi. Ia juga meminta Kurdi untuk tetap bertahan dan menahan diri dari upaya mencapai kesepakatan dengan pemerintah Suriah. Presiden Suriah Bashar al-Assad sekarang ini tampaknya akan diterima kembali oleh para pemimpin Arab lainnya. [uh/ab]

XS
SM
MD
LG