Penasihat keamanan nasional Amerika Serikat (AS), Jake Sullivan, minggu ini dijadwalkan berkunjung ke Israel untuk membahas secara rinci program nuklir Iran dengan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett , kata seorang pejabat senior pemerintahan Biden, pada Senin (20/12).
Sullivan, bersama direktur Dewan Keamanan Nasional urusan Timur Tengah, Brett McGurk dan pejabat AS lainnya, juga akan bertemu dengan Presiden Palestina Mohammed Abbas di Ramallah, Tepi Barat, untuk membahas penguatan hubungan AS dengan Palestina, kata pejabat itu.
Tetapi lawatan itu kemungkinan akan didominasi oleh agenda pembahasan mengenai apa yang dianggap sebagai ancaman Iran, sementara para perunding melaporkan lambatnya progres dari pembicaraan program nuklir Iran di Wina untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015.
Pejabat pemerintahan Biden, yang berbicara kepada wartawan dengan syarat anonim, mengatakan pejabat AS dan Israel akan membahas bagaimana mereka menghadapi Iran pada minggu-minggu mendatang.
"Kita akan berbicara mengenai bagaimana kita memandang program nuklir Iran dan kerangka waktunya," kata pejabat itu. "Ini akan menjadi kesempatan yang baik untuk duduk bersama dan membahas situasi perundingan, kerangka waktu kerja dan menekankan kembali bahwa kita tidak punya banyak waktu."
Amerika percaya waktu yang diperlukan Iran guna memproduksi uranium yang diperkaya untuk satu senjata nuklir sekarang "sangat singkat" dan mengkhawatirkan, kata seorang pejabat senior AS pekan lalu. Iran membantah mencoba mengembangkan senjata nuklir.
Pejabat pemerintahan Biden mengatakan Amerika dan Israel sepenuhnya sepakat bahwa Iran tidak boleh diizinkan mengembangkan senjata nuklir.
Pembicaraan antara Iran dan kekuatan dunia telah ditunda hingga minggu depan.
Dalam pembicaraannya dengan Israel, Sullivan akan menegaskan kembali komitmen AS terhadap keamanan Israel.
Di Ramallah, Sullivan bersama Abbas akan membahas upaya yang sedang berlangsung untuk memperkuat hubungan AS-Palestina dan memajukan perdamaian dan keamanan bagi warga Palestina dan Israel, demikian menurut pernyataan itu. [my/pp]
