Tautan-tautan Akses

Penanganan Covid-19 Hingga Integritas sebagai Pemimpin Jadi Isu Debat Capres AS


Warga nobar debat capres AS 2020 dari mobil mereka Fort Mason Center di San Francisco, Kamis, 22 Oktober 2020. Di layar tampak petahana Presiden Donald Trump (kiri) dan penantangnya Joe Biden dari Partai Demokrat.
Warga nobar debat capres AS 2020 dari mobil mereka Fort Mason Center di San Francisco, Kamis, 22 Oktober 2020. Di layar tampak petahana Presiden Donald Trump (kiri) dan penantangnya Joe Biden dari Partai Demokrat.

Calon presiden Partai Republik, yang juga petahana Presiden Donald Trump, dan penantangnya dari Partai Demokrat, mantan presiden Joe Biden, menyampaikan pandangan-pandangan mereka yang saling bertolak belakang dalam debat terakhir di Kota Nashville, Tennessee.

Debat yang disiarkan secara langsung dari Belmont University, menjadi debat terakhir sebelum pemilu presiden pada 3 November mendatang.

Berbeda dengan debat pertama di Cleveland, Ohio, September lalu, yang sebagian berlangsung tak terkendali karena kedua capres saling interupsi satu sama lain, dalam debat Kamis(22/10) malam Komisi Urusan Debat Capres AS memutuskan untuk mematikan mikrofon salah satu capres ketika lainnya sedang berbicara di setiap awal topik yang dibahas.

Mikrofon baru dihidupkan kembali ketika tiba saatnya memberikan pandangan.

Wartawan NBC News, Kristin Welker, yang menjadi moderator debat kali ini, membuka acara dengan pertanyaan tentang apakah yang akan dilakukan capres yang kelak terpilih untuk menangani wabah virus corona.

Trump menyebut sejumlah pencapaiannya, termasuk kesiapan vaksin dalam beberapa minggu ke depan.

Pernyataan ini dikritisi Biden yang menilai pemerintah Trump telah gagal menangani pandemi virus corona yang hingga Kamis (22/10) telah menjangkiti lebih dari 8,2 juta orang, termasuk lebih dari 240 ribu orang meninggal. Jumlah kematian akibat Covid-19 di AS adalah yang tertinggi di dunia.

Perdebatan kemudian menyentuh isu keamanan nasional, potensi campur tangan pihak asing dalam pemilihan presiden Amerika hingga ke beberapa tuduhan. Antara lain soal kecilnya pajak yang dibayarkan Presiden Trump yang sebagaimana laporan surat kabar New York Times bulan lalu. Jumlah pajak yang dibayarkan tak sebanding dengan pendapatannya. Atau soal indikasi adanya rekening bank Trump di China.

Trump membalas kritik terhadapnya dengan mengecam putra Joe Biden, Hunter, yang menurutnya telah memanfaatkan posisi ayahnya ketika menjabat sebagai wakil presiden pada pemerintahan sebelumnya untuk membangun bisnis di China dan Ukraina.

Debat juga membahas soal layanan kesehatan, perubahan iklim, perbaikan sistem imigrasi dan isu ras, keamanan nasional hingga soal integritas keduanya sebagai pemimpin.

Beberapa laporan mengatakan hampir 90 persen warga Amerika telah menentukan pilihan mereka. Jumlah itu termasuk 47 juta warga yang sudah memberikan suara mereka lewat surat dan datang langsung ke tempat pemungutan suara (TPS) di sejumlah negara bagian yang mengizinkan untuk memberikan suara lebih dulu atau early voting. Namun masih ada 10 persen lainnya yang masih belum menentukan pilihan.

Banyak pemilih Partai Demokrat yang mendukung Biden mengatakan mereka memilih untuk memberikan suara lebih dini, baik lewat pos maupun datang langsung ke TPS, karena ingin Biden menggantikan Trump untuk empat tahun ke depan. Sementara para pemilih Partai Republik mengatakan mereka lebih memilih datang langsung ke TPS pada hari pemungutan suara 3 November sebagaimana norma yang ada selama puluhan tahun.

Debat di Nashville, Tennessee ini bisa jadi merupakan kesempatan terakhir Trump, pebisnis real-estat dan bintang televisi realitas yang beralih menjadi politisi, untuk meraih dukungan publik. Dalam beberapa jajak pendapat di tingkat nasional Biden unggul 8-10 poin atas Trump, tetapi hanya selisih tipis di negara-negara bagian utama atau battleground states. [em/ft]

XS
SM
MD
LG