Tautan-tautan Akses

Pemimpin Dunia Berkumpul di Jerman untuk Bahas Konflik di Libya


Kepala Urusan Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell dalam pertemuan dengan para menteri luar negeri negara-negara Uni Eropa di Brussels, Belgia, 20 Januari 2020.
Kepala Urusan Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell dalam pertemuan dengan para menteri luar negeri negara-negara Uni Eropa di Brussels, Belgia, 20 Januari 2020.

Kepala urusan kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan, Senin (20/1), sebuah pihak harus bertindak sebagai pengawas untuk memastikan gencatan senjata terlaksana di Libya.

Ia berbicara kepada wartawan menjelang pertemuan menteri-menteri luar negeri Uni Eropa yang akan membahas situasi di Libya dan kesepakatan yang dicapai, Minggu, oleh sekelompok pemimpin dunia untuk menghormati embargo senjata dan menarik campur tangan dari masalah dalam negeri di Libya.

"Anda tidak bisa bilang, ‘Ini sebuah gencatan senjata’, dan kemudian melupakannya,” kata Borell. “Anda ingin gencatan senjata bertahan, dan ada pihak yang harus mengontrolnya. PBB, Uni Afrika, Uni Eropa atau pihak lain harus melakukannya.”

Dua belas pemimpin dunia bersama utusan-utusan tertinggi dari Uni Eropa, PBB, Uni Afrika dan Liga Arab, menggunakan KTT satu hari di Berlin untuk mencapai kesepakatan mengenai Libya, di mana pasukan dari dua pemerintah yang bersaingan memperebutkan kekuasaan.

Para partisipan KTT itu sepakat bahwa gencatan senjata yang baru berusia sepekan ini perlu dipertahankan. Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan, semua pihak perlu memberi tekanan pada pihak-pihak yang berperang di Libya. Dengan negara-negara yang berbeda mendukung pihak-pihak yang berbeda, ada kekhawatiran yang meningkat bahwa Libya akan menjadi seperti Suriah.

"Hingga sekarang, eskalasi konflik di Libya berlangsung dengan campur tangan sejumlah pihak asing,” kata Guetrres. “Eskalasi konflik telah menjadi sangat berbahaya.” [ab/uh]

Recommended

XS
SM
MD
LG