Tautan-tautan Akses

Pemimpin Brazil Bela Penyelenggaraan Piala Dunia


Presiden Brazil Dilma Rousseff (kiri) dan Presiden FIFA Joseph Blatter dalam upacara penyerahan trofi Piala Dunia 2014 di istana presiden Planalto di Brasilia, Brazil (2/6). (AP/Eraldo Peres)
Presiden Brazil Dilma Rousseff (kiri) dan Presiden FIFA Joseph Blatter dalam upacara penyerahan trofi Piala Dunia 2014 di istana presiden Planalto di Brasilia, Brazil (2/6). (AP/Eraldo Peres)

Dilma Rousseff mendesak seluruh rakyat untuk mendukung tim nasional apapun sikap politik mereka atau apakah mereka setuju atau tidak dengan dijadikannya negara itu tuan rumah.

Presiden Brazil menggunakan siaran jam utama televisi Selasa malam (10/6) untuk menyampaikan pidato rekaman, di mana ia mencoba menggalang dukungan rakyat untuk Piala Dunia, yang telah mengundang protes akibat anggaran miliaran untuk pembukaan acara tersebut minggu ini.

Presiden Dilma Rousseff pengecam kelompok "pesimis" yang menolak Piala Dunia, dengan mengatakan mereka telah kalah. Ia mendesak seluruh rakyat untuk mendukung tim nasional apapun sikap politik mereka atau apakah mereka setuju atau tidak dengan dijadikannya negara itu tuan rumah turnamen tersebut.

Rousseff juga membela pengeluaran US$11,5 miliar yang dihabiskan untuk Piala Dunia. Tiga dari empat warga Brazil yang disurvei mengatakan mereka yakin korupsi telah menodai proyek terkait Piala Dunia.

Investigasi kantor berita Associated Press tahun ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan konstruksi besar yang bertanggung jawab atas pembangunan sejumlah besar stadion, jalan dan pekerjaan lainnya telah secara dramatis menaikkan kontribusi kampanye mereka setelah Brazil ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia.

Sebagian besar dana itu disalurkan ke partai Rousseff, Partai Pekerja, meski uang juga mengalir ke oposisi. Dalam salah satu kasus, pembangun besar Andrade Gutierrez, yang telah membantu membangun atau merenovasi empat stadion, meningkatkan kontribusi kampanye 500 kali lipat dari satu pemilu ke yang berikutnya setelah penentuan 12 kota yang akan menjadi tuan rumah pertandingan.

Hal itu memancing kemarahan dan meningkatkan kecurigaan adanya kolusi antara politisi dengan perusahaan konstruksi, terutama setelah laporan auditor pemerintah mulai muncul, yang memperlihatkan pembengkakan biaya yang masif, terutama dalam pembangunan stadion. Sebagai contoh, biaya pembangunan stadion di Brasilia, kota yang tidak memiliki tim sepakbola profesional besar, naik tiga kali lipat menjadi $900 juta dari harga perkiraan awal yang diterbitkan pemerintah.

Rousseff mengatakan bahwa sejak 2010, pemerintah telah menghabiskan lebih dari 200 kali biaya investasi untuk stadion untuk pendidikan dan sistem pelayanan kesehatan.

Namun banyak warga Brazil mengatakan ia tidak paham poin yang menjadi keberatan masyarakat. Mereka mengatakan ada kesalahan pengelolaan dan pengeluaran anggaran dalam biaya Piala Dunia, dan menggarisbawahi bahwa meski sudah banyak yang dihabiskan untuk pekerjaan umum, kondisinya masih buruk. (AP)
XS
SM
MD
LG