Para pemilih di Paris dan kota-kota lain di seluruh Perancis memadati TPS-TPS hari Minggu untuk mengikuti pilkada yang dipandang sebagai referendum guna menekan Presiden Francois Hollande yang sudah dua tahun berkuasa.
Tujuan Front Nasional sayap kanan untuk membangun kekuatan yang mengejutkan, tercapai pada pemilu putaran pertama pekan lalu. Pihak yang anti-imigrasi mencapai kemajuan – meski jumlah pemilih yang datang sedikit – untuk membuat perubahan signifikan dalam pemilu walikota dan dewan kota praja di 36 ribu desa dan kota.
Partai Sosialis yang berkuasa – terguncang akibat rendahnya tingkat kepopuleran Hollande dan serangkaian skandal yang memalukan – kini bersiap menghadapi kekalahan dari kelompok oposisi UMP yang diperkirakan akan mengambil-alih kepemimpinan di 100 kota.
Hingga Minggu sore, jumlah pemilih yang memberi suara mencapai 52,36%. Menurut angka yang dikeluarkan Kementerian Dalam Negeri Perancis, angka itu lebih rendah dari pemilu kota putaran kedua yang terakhir tahun 2008 dimana jumlah pemilih mencapai 54,45%.
Tujuan Front Nasional sayap kanan untuk membangun kekuatan yang mengejutkan, tercapai pada pemilu putaran pertama pekan lalu. Pihak yang anti-imigrasi mencapai kemajuan – meski jumlah pemilih yang datang sedikit – untuk membuat perubahan signifikan dalam pemilu walikota dan dewan kota praja di 36 ribu desa dan kota.
Partai Sosialis yang berkuasa – terguncang akibat rendahnya tingkat kepopuleran Hollande dan serangkaian skandal yang memalukan – kini bersiap menghadapi kekalahan dari kelompok oposisi UMP yang diperkirakan akan mengambil-alih kepemimpinan di 100 kota.
Hingga Minggu sore, jumlah pemilih yang memberi suara mencapai 52,36%. Menurut angka yang dikeluarkan Kementerian Dalam Negeri Perancis, angka itu lebih rendah dari pemilu kota putaran kedua yang terakhir tahun 2008 dimana jumlah pemilih mencapai 54,45%.
