Tautan-tautan Akses

Pemilih AS Perkirakan Partai Republik Raih Manfaat Besar dalam Pemilu Sela


Para pemilih memberikan suara mereka di Kampus Dallas College Eastfield dalam pemilihan pendahuluan di Dallas, Texas, 1 Maret 2022. (Foto: Reuters)
Para pemilih memberikan suara mereka di Kampus Dallas College Eastfield dalam pemilihan pendahuluan di Dallas, Texas, 1 Maret 2022. (Foto: Reuters)

Memburuknya inflasi, pandemi yang berkelanjutan, perang Rusia di Ukraina dan kini potensi keputusan Mahkamah Agung soal aborsi, menjadi isu-isu yang membayangi warga Amerika ketika mereka bersiap mengikuti pemilu paruh waktu pada November mendatang.

Brandon Legnion, seorang perawat di New Orleans, Louisiana, mengatakan “ada begitu banyak teman yang sekarang sedang berjuang. Teman-teman yang sulit sekali membeli BBM yang mereka perlukan untuk pergi ke tempat kerja. Saya kira banyak diantara mereka yang akan sangat menantikan untuk mengikuti pemilu paruh waktu dan menunjukkan ketidaksenangan mereka terhadap cara mengelola negara ini.”

Pemilu paruh waktu tidak hanya menandai separuh masa jabatan presiden antara tahun 2020 dan 2024, menuju pemilu presiden; tetapi juga arah politik Amerika. Pemilu paruh waktu memberi kesempatan warga untuk menentukan siapa yang kelak akan menguasai DPR di tingkat negara bagian – Partai Demokrat atau Partai Republik – dan juga apakah Presiden Biden mendapat dukungan penuh Kongres untuk menggerakkan agenda-agendanya.

Secara historis pemilu paruh waktu tidak memberi hasil baik bagi partai politik presiden yang menjabat, terutama ketika presiden baru menjabat untuk pertama kalinya, seperti Presiden Joe Biden saat ini.

Pakar politik di Universitas Georgia, Charles Bullock mengatakan kepada VOA “pertanyaannya bukan apakah Demokrat akan kehilangan kursi dalam pemilu paruh waktu nanti, pertanyaannya adalah berapa banyak kursi yang akan hilang.”

Trend pemilu paruh waktu yang merugikan partai pendukung presiden yang sedang menjabat sangat terkenal di Amerika sehingga pemilih Partai Demokrat tampaknya pasrah dengan apa yang diproyeksikan sebagai siklus pemilu yang sulit.

“Sayangnya saya menilai negara kita akan beralih secara dramatis ke kanan,” ujar Julie Bierschenk, seorang pemilih Partai Demokrat di Chicago, Illinois. “Hal-hal tersangat sangat tidak stabil dengan adanya pandemi, ekonomi, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan keadilan rasial; jadi saya pikir Partai Republik mungkin akan menang. Ini adalah siklus yang tidak pernah berakhir, yang dapat diprediksi, seperti pendulum yang berayun dari kiri ke kanan.” [em/lt]

XS
SM
MD
LG