Tautan-tautan Akses

Pembunuhan Massal di AS Capai Rekor Tertinggi Pada 2019


Para petugas penegak hukum merespon laporan penembak aktif di Wal-Mart di El Paso, Texas, 3 Agustus 2019.
Para petugas penegak hukum merespon laporan penembak aktif di Wal-Mart di El Paso, Texas, 3 Agustus 2019.

Aksi pembunuhan massal pertama terjadi sembilan belas hari setelah Amerika memasuki 2019. Saat itu, seorang laki-laki membunuh empat anggota keluarganya, termasuk putrinya yang masih bayi, dengan kapak.

Lima bulan kemudian 12 orang tewas dalam penembakan di sebuah kantor di Virginia. Lebih dari 22 orang lainnya tewas dalam penembakan di toserba Walmart di El Paso, pada Agustus.

Menurut pangkalan data (database) yang dikumpulkan kantor berita Associated Press, surat kabar USA Today dan Northeastern University menunjukkan, terjadi lebih banyak pembunuhan massal pada 2019 dibanding tahun mana pun. Setidaknya sampai 1970an.

Pembunuhan massal didefinisikan sebagai tindakan pembunuhan dengan jumlah korban tewas empat orang atau lebih, kecuali pelaku.

Secara keseluruhan ada 41 pembunuhan massal. Angka itu 33 penembakan massal. Lebih dari 210 orang tewas.

Sebagian besar pembunuhan massal hampir tidak menjadi berita nasional, serta luput dari perhatian masyarakat luas, karena tidak terjadi di tempat-tempat umum. Seperti misalnya, pembantaian di El Passo dan Odessa di Texas, Dayton di Ohio, Virginia Beach di Virginia dan Jersey City di New Jersey.

Sebagian besar kasus pembunuhan massal melibatkan orang yang kenal satu sama lain, karena perselisihan di dalam keluarga, aksi kekerasan antar kelompok atau narkoba, atau orang yang meluapkan kemarahannya pada rekan kerja atau kerabat.

Dalam banyak kasus motif pelaku tetap menjadi misteri.

Itulah kasus yang terjadi pada pembunuhan massal pertama pada 2019. Dalam kasus tersebut seorang pria berusia 42 tahun mengambil kapak dan membunuh ibu, ayah tiri, pacar dan putrinya yang berusia sembilan bulan di Clackamas County, Oregon. Dua orang lainnya, seorang teman serumah dan anak perempuan berusia delapan tahun, berhasil melarikan diri. Pembantaian itu baru berakhir ketika polisi menembak mati pelaku.

Pelaku telah beberapa kali berurusan dengan polisi, tetapi apa yang mendorongnya menyerang keluarganya sendiri hingga kini masih belum diketahui. Ia baru saja mendapat latihan kerja sebagai tukang mesin, dan meskipun sesekali berselisih paham dengan keluarganya, tidak ada hal-hal yang membuat keluarganya curiga dengan perilakunya.

Insiden di Oregon ini adalah salah satu dari 18 pembunuhan massal di mana anggota keluarga dibunuh, dan salah satu dari enam pembunuhan massal yang tidak menggunakan senjata api. [em/pp]

XS
SM
MD
LG