Tautan-tautan Akses

Pembicaraan Nuklir Buntu, Korut Ancam Tingkatkan Provokasi


Layar televisi menampilkan foto pemimpin Korea Utara Kim Jong-un (kiri) dan Presiden AS Donald Trump untuk mengkampanyekan Dialog Pertahanan Seoul di Seoul, Korea Selatan, 5 September 2018. (Foto: dok).
Layar televisi menampilkan foto pemimpin Korea Utara Kim Jong-un (kiri) dan Presiden AS Donald Trump untuk mengkampanyekan Dialog Pertahanan Seoul di Seoul, Korea Selatan, 5 September 2018. (Foto: dok).

Korea Utara, Kamis (10/10) memperingatkan bahwa “kesabarannya hampir habis” dan mengancam akan meningkatkan provokasi, menyusul kegagalan pembicaraan nuklirnya dengan AS. Peringatan ini merupakan bukti terbaru bahwa Korea Utara kembali ke sikap agresifnya setelah meninggalkan perundingan nuklir pertamanya yang substantif dalam beberapa bulan ini.

Suatu pernyataan yang dimuat kantor berita resmi KCNA menuduh AS pekan ini mengatur pertemuan dengan Dewan Keamanan PBB, yang mengecam peluncuran misil Korea Utara baru-baru ini.

Pernyataan KCNA, merujuk pada juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara menyebut pertemuan PBB itu merupakan “provokasi serius,” dan mengecam uji coba misil balistik antarbenua oleh AS baru-baru ini.

“Kesabaran kami hampir habis, dan tidak ada jaminan bahwa tindakan menahan diri kami akan berlangsung tanpa batas,” sebut pernyataan itu.

Korea Utara keluar dari pembicaraan nuklir tingkat kerja pekan lalu, menuduh AS tidak mengajukan gagasan baru untuk membantu memecah kebuntuan berbulan-bulan.

Sebelumnya pekan ini, negara-negara Eropa anggota Dewan Keamanan meminta Korea Utara agar menunjukkan “iktikad baik dalam perundingan yang berarti dengan AS.”

Para duta besar negara-negara Eropa di PBB itu juga mengecam uji coba rudal balistik terbaru Korea Utara yang disebut melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB. Sejak awal Mei, Korea Utara telah melakukan 11 uji coba misil, sebagian besar melibatkan teknologi misil balistik, yang terlarang untuk dimiliki Korea Utara. [uh/lt]

Recommended

XS
SM
MD
LG