Tautan-tautan Akses

Pembangkang Rusia: Inggris Tutup Mata Terhadap Pencucian Uang


Pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny, memperhatikan jalannya pemilu di kantor Yayasan Pemberantasan Korupsi miliknya, di Rusia, Minggu, 18 Maret 2018. Pendukung Navalny, Vladimir Ashurkov, mengatakan pemerintah Inggris tutup mata terhadap korupsi dan pencucian uang, dalam wawancara dengan Sky News, Kamis, 22 Maret 2018.
Pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny, memperhatikan jalannya pemilu di kantor Yayasan Pemberantasan Korupsi miliknya, di Rusia, Minggu, 18 Maret 2018. Pendukung Navalny, Vladimir Ashurkov, mengatakan pemerintah Inggris tutup mata terhadap korupsi dan pencucian uang, dalam wawancara dengan Sky News, Kamis, 22 Maret 2018.

Seorang pembangkang Rusia terkemuka menuduh Inggris "menutup mata" terhadap pencucian uang dan korupsi,Associated Press melaporkan, mengutip Sky News, Kamis (22/3).

Vladimir Ashurkov, mantan bankir Rusia dan pendukung politisi oposisi terkemuka, Alexei Navalny, melarikan diri dari negaranya, mendapat suaka di Inggris, dan sekarang tinggal di London.

Ia mengatakan kepada Sky News bahwa ia berharap peracunan mata-mata Rusia dan putrinya di Salisbury, Inggris akan menyebabkan pemerintah Inggris memeriksa apa yang disebutnya aliran uang kotor.

Laporan Sky News memperkirakan sampai $127 miliar uang tunai hasil kejahatan dicuci lewat Inggris setiap tahun, dengan persentase yang signifikan diyakini berasal dari Rusia.

Beberapa lingkungan paling mewah di London menjadi tempat tinggal miliarder Rusia, dengan rumah-rumah bernilai jutaan poundsterling direnovasi, memompakan uang ke dalam perekonomian London, kata laporan tersebut.

Penganjur antikorupsi Roman Borisovich, seorang mantan bankir, mengatakan kepada Sky News bahwa Wakil Perdana Menteri Rusia Igor Ivanovich Shuvalov membeli apartemen ganda di London yang harganya "setara dengan 112 kali pendapatan tahunan yang diumumkan." [my/ds]

XS
SM
MD
LG