Tautan-tautan Akses

Pelaku Bom Solo Anggota Organisasi Ba'asyir


Juru Bicara Kepolisisan Indonesia Mayjen Anton Bachrul Alam menunjukkan foto-foto Pino Damayanto sebelum (kanan) dan sesudah (kiri) pengeboman di GBIS Solo (27/9).
Juru Bicara Kepolisisan Indonesia Mayjen Anton Bachrul Alam menunjukkan foto-foto Pino Damayanto sebelum (kanan) dan sesudah (kiri) pengeboman di GBIS Solo (27/9).

Pelaku pengeboman di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS), Solo, bernama Pino Damayanto, anggota Jamaah Ansharut Tauhid.

Pihak kepolisian Indonesia hari Selasa mengumumkan identitas pelaku pengeboman Gereja Bethel Injil Sepenuh, Solo, Jawa Tengah. Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri, Brigjen Mussadeq Ishaq dalam jumpa pers, Selasa (27/9), mengatakan jenazah pelaku bom di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Solo adalah Pino Damayanto alias Ahmad Urip alias Ahmad Yosepa Hayat alias Hayat.

Kepastian itu didapatkan setelah polisi mencocokkan semua data pelaku pengeboman baik primer maupun sekunder. Semua data pembanding mulai dari gigi, sidik jari, rekam medis, dan DNA kata Musssadeq cocok.

"Kesimpulannya tidak terbantahkan bahwa jenazah pelaku bom bunuh diri di Gereja GBIS Kepunton, Solo, Jawa Tengah adalah Pino Damayanto sesuai dengan Akte Kelahiran yang ditemukan penyidik. Pino alias Ahmad Urip kalau menurut pihak keluarga karena sering sakit-sakitan namanya diubah alias Ahmad Yosepa Hayat," demikian ungkap Mussadeq Ishaq.

Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Anton Bahrul Alam mengatakan Pino Damayanto alias Ahmad Yosepa Hayat terlibat dalam aksi serangan bunuh diri di Masjid Adz-Zikra yang terlektak di Kompleks Kantor Polresta, Cirebon, Jawa Barat. Anton juga memastikan Hayat adalah anggota Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) Cirebon. Menurutnya, polisi terus mencari rekan-rekan Pino alis Hayat maupun orang menjadi otak di belakang aksi ini.

Selain itu, menurut Anton polisi menduga Hayat dan pelaku bom Cirebon dilatih oleh pelaku bom Kedutaan Australia yang pernah ditahan dan menjalani proses deradikalisasi.

"Yang bersangkutan termasuk salah satu anggota JAT Cirebon. Kemudian pada tahun 2010 bulan Oktober terlibat dalam satu kasus yaitu perusakan Alfamart dan Indomart sehingga dia termasuk DPO (masuk dalam daftar pencarian orang) kita diCirebon," kata Kadiv Mabes Polri ini.

"Kemudian pada saat kejadian 5 April 2011 tentang pelaku bom bunuh diri, Mohammad Syarif di Masjid Adz Zikra nah saudara Hayat ini pun mengantarkan Mohammad Syarif ke Masjid Adz Zikra itu", tambah Irjen Anton Bahrul Alam.

Sementara itu, Pengamat Teroris dari Sekolah Tinggi Intelijen Negara, Mardigu Wowiek Prasantyo mendesak pemerintah segera membubarkan organisasi Jamaah Ansharut Tauhid pimpinan Abu Bakar Baasyir. Ini harus dilakukan karena organisasi Jamaah Anshorut Tauhid telah terindikasi terkait dengan jaringan terorisme di Indonesia. Jika pembubaran tidak segera dilakukan, hal ini akan semakin menyuburkan jaringan-jaringan teroris yang ada.

Mardigu menambahkan para teroris menganggap organisasi Jamaah Ansharut Tauhid merupakan pelindung mereka. Untuk itu Mardigu berharap tindakan tegas dapat segera diambil oleh pemerintah.

"Menurut teroris ini menjadi pelindungnya jadi teroris tidak pernah bergerak sendiri selalu ada yang melindungi. Nah penggaransi ini yang paling sering adalah orang-orang JAT karena dia adalah organisasi permukaan," ujar pengamat teroris dari STIN ini.

Pasca serangan bom di Gereja Protestan itu, status siaga satu antara lain diberlakukan di Kepolisian Jawa Tengah, Jawa Timur dan DKI Jakarta.

XS
SM
MD
LG