Tautan-tautan Akses

Kembali dari Suriah dan Irak, Pejuang Bosnia Timbulkan Ancaman Dalam Negeri


Polisi Bosnia mengawal pria yang diduga terkait dengan ekstremis-ekstremis Islamis, di kota Banja Luka, Bosnia (8/5). (AP/Radivoje Pavicic)
Polisi Bosnia mengawal pria yang diduga terkait dengan ekstremis-ekstremis Islamis, di kota Banja Luka, Bosnia (8/5). (AP/Radivoje Pavicic)

Pernah menjadi negara tujuan bagi pejuang asing pada tahun 1990an, Bosnia sekarang menjadi tempat asal sukarelawan yang berperang di negara lain.

Para pejuang Bosnia yang kembali dari Suriah dan Irak membentuk jaringan-jaringan militan regional yang menimbulkan ancaman keamanan langsung di wilayah Balkan dan sekitarnya, menurut sebuah studi, Kamis (11/6).

Mereka telah membentuk jaringan yang meluas ke Serbia, Montenegro, Makedonia, Albania dan Kosovo, dan mungkin meradikalisasi anak-anak muda yang terpinggirkan dalam masyarakat, menurut lembaga nirlaba Atlantic Initiative yang berbasis di Sarajevo.

"Pernah menjadi negara tujuan bagi pejuang asing pada tahun 1990an, Bosnia sekarang merupakan tempat asal sukarelawan yang berperang di negara lain," ujar Vlado Azinovic, salah satu penulis laporan tersebut.

Bersumber data intelijen dan dokumen-dokumen terbuka seperti catatan pengadilan, laporan itu menunjukkan bahwa 192 orang dewasa dan 25 anak-anak Bosnia, berusia antara lima bulan sampai 17 tahun, telah pergi ke wilayah-wilayah konflik di Suriah dan Irak sejak musim semi 2012 sampai akhir 2014.

Dari jumlah total tersebut, 156 orang diantaranya, kebanyakan laki-laki, telah pergi untuk bertempur, membuat Bosnia salah satu kontingen terbesar jihadis asing dari Eropa. Lebih dari sepertiga dari 156 orang itu memiliki catatan kriminal sebelumnya, dan usia mereka berkisar antara 18 sampai 74 tahun.

Meski mayoritas Muslim Bosnia adalah moderat, beberapa telah mengikuti ajaran radikal Salafi karena terpengaruh para pejuang asing yang tiba di Bosnia yang bertempur dengan kelompok Muslim pada perang tahun 1992-1995 melawan Serbia Ortodoks dan Kroasia Katolik.

Meski 115 orang dewasa telah tinggal di Suriah atau Irak tanpa niat untuk kembali, 51 orang telah kembali ke Bosnia, "semakin keras karena perang dan ideologinya semakin radikal," menurut studi tersebut. Dua puluh enam orang tewas dalam pertempuran.

Laporan tersebut menyerukan koordinasi yang lebih baik diantara pasukan polisi yang terpecah-pecah akibat isu politik dan etnis itu, dan peningkatan pemantauan Internet dan jaringan sosial, yang telah menjadi media utama untuk proses radikalisasi dan perekrutan anak-anak muda.

Tahun lalu, Bosnia memberlakukan hukuman penjara sampai 10 tahun bagi mereka yang mengorganisir, merekrut atau membiayai kepergian warga untuk berperang di negara lain.

Dua belas orang telah didakwa bulan Mei karena bertempur dengan militan Negara Islam (ISIS) di Suriah. Seorang ulama saat ini sedang diadili karena secara terbuka mendorong dan merekrut orang untuk bertempur di Suriah dan Irak.

XS
SM
MD
LG