Tautan-tautan Akses

PBB Serukan Gencatan Senjata di Libya Setelah Korban Tewas Meningkat


Beberapa orang migran membawa barang-barang mereka yang tersisa dari antara reruntuhan bangunan pusat penahanan migran di Tajoura, dekat ibukota Tripoli, Libya, yang terkena serangan udara, 3 Juli 2019. (Foto: dok).
Beberapa orang migran membawa barang-barang mereka yang tersisa dari antara reruntuhan bangunan pusat penahanan migran di Tajoura, dekat ibukota Tripoli, Libya, yang terkena serangan udara, 3 Juli 2019. (Foto: dok).

Dewan Keamanan PBB menyerukan gencatan senjata di Libya, karena jumlah korban tewas akibat serangan selama tiga bulan di Tripoli mencapai 1.000. Jumlah tersebut termasuk korban tewas akibat serangan udara yang menghantam sebuah pusat penahanan migran.

PBB mengutuk serangan Selasa malam (2/7) di kamp penahanan Tajoura di timur Tripoli dan "menekankan perlunya semua pihak untuk segera meredakan situasi dan berjanji untuk melakukan gencatan senjata," menurut sebuah pernyataan gabungan.

Komandan Libya, Khalifa Haftar yang pasukannya menguasai Libya timur dan sebagian besar bagian selatan negara itu, melancarkan serangan awal April untuk merebut ibukota Tripoli dari pasukan yang setia kepada Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang diakui PBB.

Serangan udara dan pertempuran darat menyebabkan sekitar 1.000 orang tewas dan 5.000 lainnya cedera, kata organisasi kesehatan PBB, WHO.

Pertempuran itu menyebabkan lebih dari 100.000 orang terpaksa mengungsi dan memperparah konflik di Libya.

Korban tewas dalam serangan udara Selasa malam tersebut termasuk 53 migran sebuah pusat penahanan migran di pinggiran Tripoli, Tajoura, yang dikuasai oleh GNA. [ps/dw]

XS
SM
MD
LG