Tautan-tautan Akses

PBB Jatuhkan Sanksi bagi Enam Pemimpin Pemberontak Kongo


Seorang tentara Kongo berjaga saat menunggu upacara pemulangan dua jenazah tentara Afrika Selatan yang tewas dalam perang antara pemberontak M23 dan tentara Kongo di Goma, Provinsi Kivu Utara, Republik Demokratik Kongo, 20 Februari 2024. (Foto: REUTERS/Arlette Bashizi)
Seorang tentara Kongo berjaga saat menunggu upacara pemulangan dua jenazah tentara Afrika Selatan yang tewas dalam perang antara pemberontak M23 dan tentara Kongo di Goma, Provinsi Kivu Utara, Republik Demokratik Kongo, 20 Februari 2024. (Foto: REUTERS/Arlette Bashizi)

Dewan Keamanan PBB menjatuhkan sanksi bagi enam individu pada Selasa (20/2), atas aktivitas mereka mengganggu stabilitas di Kongo. Negara tersebut mengalami eskalasi kekerasan di wilayah timurnya tahun ini telah memperparah situasi kemanusiaan yang sudah mengerikan.

Sanksi itu diberikan kepada seorang jenderal di Pasukan Pembebasan Demokratik Rwanda (FDLR), dua pemimpin senior di kelompok bersenjata Uganda, Pasukan Aliansi Demokratik (ADF), juru bicara untuk kelompok pemberontak M23 yang didukung Rwanda, pemimpin Koalisi Nasional bagi Kedaulatan Rakyat Kongo (CNPSC), kelompok Mai-Mai, dan seorang komandan di kelompok bersenjata Twirwaneho.

“Individu-individu ini bertanggung jawab atas berbagai pelanggaran,” kata Wakil Duta Besar AS untuk PBB, Robert Wood di dewan tersebut.

“Untuk menahan aliran dana dan senjata kepada mereka yang telah menyulut konflik di Republik Demokratik Kongo, sanksi-sanksi ini harus diperbaharui dan dilaksanakan sepenuhnya,” tambah dia.

Wood juga mendesak komunitas internasional untuk mengambil langkah segera untuk mengakhiri pertempuran di wilayah timur Kongo dan menurunkan ketegangan antara Kongo dan Rwanda. Kedua negara ini saling tuduh terkait ketidakstabilan wilayah itu.

PBB menyampaikan keprihatinan yang mendalam terkait memburuknya situasi di Provinsi North Kivu sejak gencatan senjata berakhir pada akhir Desember, antara pemberontak M23 yang didukung Rwanda dan tentara Kongo yang dikenal sebagai FARDC.

“Sejak 28 Januari, pertempuran antara M23 dan FARDC semakin meningkat di sejumlah kawasan, dan M23 merangsek jauh ke selatan yang menyebabkan pengungsian masyarakat lebih jauh menuju Goma dan South Kivu,” kata Bintu Keita, Kepala Misi PBB di Kongo, MONUSCO.

M23 memusatkan perhatiannya ke Goma, ibu kota North Kivu dan tempat tinggal bagi 2 juta warga di mana PBB memperkirakan bahwa 135 ribu pengungsi melarikan diri pada bulan ini. Pemberontak saat ini dilaporkan berada di perbukitan di luar Kota Sake, 25 kilometer dari Goma.

Keita dari MONUSCO mengatakan pertempuran memperkeruh situasi kemanusiaan. Tempat pengungsian sangat penuh sesak, kolera dan campak mewabah, dan pengepungan terhadap Goma mengganggu produksi dan rantai pasok makanan serta menyebabkan kenaikan harga untuk barang kebutuhan dasar.

PBB menyerahkan bantuan 2,6 miliar dolar AS pada Selasa, untuk membantu hampir 9 juta warga Kongo yang paling rentan tahun ini. Secara keseluruhan, ada lebih dari 25 juta orang yang membutuhkan bantuan, termasuk 8,4 juta orang yang terdampak kekurangan gizi parah – kebanyakan dari mereka adalah anak-anak. [ns/lt]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG