Tautan-tautan Akses

Pasukan Irak Rebut Pangkalan Udara Penting di Utara Kirkuk


Para relawan dan pasukan Peshmerga siaga dengan senjata mereka di utara Kirkuk, Irak hari Senin (16/10).
Para relawan dan pasukan Peshmerga siaga dengan senjata mereka di utara Kirkuk, Irak hari Senin (16/10).

Pasukan Irak telah merebut sebuah pangkalan udara penting di utara Kirkuk dan beberapa posisi di selatan setelah Perdana Menteri Haider al-Abadi menyerukan pengambilalihan kembali kontrol atas wilayah yang disengketakan dari pasukan Kurdi.

Tentara Irak hari Senin (16/10) mengatakan terus mendesak maju setelah mencapai beberapa kemenangan, termasuk merebut kembali pangkalan udara itu.

Televisi pemerintah melaporkan pasukan Irak telah mengambil kontrol atas wilayah-wilayah luas di provinsi Kirkuk semalam. Para pejabat Kurdi mempertanyakan klaim itu tetapi mengatakan bahwa pasukan keamanan dengan dukungan milisi melakukan operasi besar dari beberapa arah yang bertujuan masuk ke kota Kirkuk dan merebut pangkalan udara dan ladang-ladang minyak.

"Saya tidak tahu persis apa yang terjadi karena kami telah bertempur sejak pukul empat pagi di Taza. Korban jatuh di pihak kami, dan sekarang kami harus mundur ke posisi sekarang ini. Sebagian pasukan Kurdi lain telah mundur, tanpa melepaskan satu tembakan pun. Kami, Brigade 37, mempertahankan posisi kami di sini,” kata Komandan Peshmerga Mayor Jenderal Ayoub Yusuf dalam bahasa Kurdi.

Kurdi telah menguasai Kirkuk sejak mengenyahkan militan ISIS yang menyerbu Irak tahun 2014, dan sejak lama berbeda pendapat dengan pemerintah Irak mengenai siapa yang berhak menguasai wilayah-wilayah di sekitar provinsi, termasuk ladang-ladang minyaknya.

Ketegangan kian meningkat tiga pekan yang lalu setelah pemerintah semi-otonomi Kurdi melangsungkan referendum kemerdekaan, yang disetujui dengan selisih suara besar oleh pemilih yang memberikan suara.

Pemerintahan Abadi menganggap referendum itu ilegal, seperti juga Turki dan Iran, yang juga memiliki populasi Kurdi dalam jumlah besar. Amerika Serikat mengatakan referendum itu tidak sah, dan Amerika mendukung Irak yang bersatu.

Dalam perang multi-nasional melawan ISIS, Amerika memberikan bantuan peralatan dan pelatihan militer kepada tentara Irak maupun Peshmerga.

Juru bicara koalisi pimpinan Amerika, Kolonel Ryan Dillon, mengatakan pasukan koalisi memantau situasi di Kirkuk dengan seksama dan menghimbau semua pihak agar tidak melakukan hal-hal yang dapat meningkatkan ketegangan, dan agar tetap terfokus pada upaya mengalahkan ISIS. [ds]

XS
SM
MD
LG