Tautan-tautan Akses

Pastor Katolik Bantu Muslim Bangun Masjid di Nigeria


Masjid Gwagwalada Area Council of Abuja di Nigeria. (Facebook: Youth Initiative For Peaceful Coexistences In Nigeria)
Masjid Gwagwalada Area Council of Abuja di Nigeria. (Facebook: Youth Initiative For Peaceful Coexistences In Nigeria)

Seorang pastor membangun jembatan antara warga Muslim dan Kristen dengan memimpin upaya pembangunan sebuah masjid di Nigeria, negara di mana dua kelompok agama yang dominan di sana itu kerap bertikai untuk berebut pengaruh.

Di Nigeria, di mana konflik keagamaan berlangsung hampir setiap waktu, sebuah tempat ibadah untuk warga Muslim dibangun di bawah kepemimpinan seorang imam Katolik. Masjid di desa Pagada di kawasan yang disebut Gwagwalada Area Council of Abuja itu mulai dibuka untuk ibadah para jemaah pada Mei lalu.

Pastor Callistus Isara dari the Missionary Society of Saint Paul of Nigeria (MSP) bertindak lebih dari sekadar memimpin doa. Ia membangun sebuah jembatan antara umat Islam dan Kristen melalui tindakan-tindakannya. Ia membantu menggalang dana untuk masjid sementara sekolah-sekolah, gereja-gereja dan desa-desa di sana telah lama menjadi target kelompok bersenjata Boko Haram.

Isara mengatakan kepada Reuters bahwa mereka datang ke Desa Pagada pada tahun 1998 sebagai bagian dari aktivitas pewartaan Injil mereka. Di desa itu, mereka membangun taman kanak-kanak dan sekolah dasar.

Pastor asal Nigeria itu mengatakan, kepala desa yang mayoritas penduduknya Muslim maupun warga desa tersebut tidak menentang kehadiran sekolah maupun para rohaniwan Kristen.

Ia mengatakan warga Muslim penduduk desa itu maupun para pelajar biasanya melaksanakan salat di luar sekolah Kristen tersebut karena tempat beribadah mereka di sana rusak.

Youth Initiative For Peaceful Coexistences In Nigeria. (Facebook: Youth Initiative For Peaceful Coexistences In Nigeria)
Youth Initiative For Peaceful Coexistences In Nigeria. (Facebook: Youth Initiative For Peaceful Coexistences In Nigeria)

Callistus Isara mengatakan, “Mereka menanyakan apakah kami dapat memberi mereka tempat beribadah meskipun kecil. Saya katakan itu gagasan yang sangat baik karena bagaimanapun mereka adalah komunitas tuan rumah kami. Jadi ini benar-benar awal mulanya bagaimana ini pada akhirnya membuat masjid ini mulai dibangun.”

Callistus Isara juga mengatakan bahwa warga desa tidak memiliki akses ke pendidikan. Ia menambahkan, “Desa terpencil ini mayoritas penduduknya adalah Muslim. Mereka tidak memiliki akses ke pendidikan. Kamilah satu-satunya pendidikan yang mereka miliki sekarang ini. Sementara waktu berjalan, masyarakat salat di depan sekolah. Mereka, komunitas Muslim, tidak memiliki tempat untuk beribadah. Mereka salat di luar, di depan sekolah.”

Sementara itu dalam sebuah tulisan Abdullahi Haruna yang dimuat di laman Facebook LSM Youth Initiative for Peaceful Coexistences in Nigeria, Callistus Isara menambahkan alasan mengapa pihaknya membangun masjid dan bukannya gereja, di tengah-tengah ketakutan akan “Islamisasi” yang melingkupi negara itu.

Pastor Katolik Bantu Muslim Bangun Masjid di Nigeria
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:04:46 0:00

Sebagai misionaris, kata CallistusIsara, kegiatan untuk memastikan kesejahteraan masyarakat terlebih dulu telah mendarah daging. “Hadiah terbesar yang dapat diberikan bagi umat manusia adalah pendidikan, disusul kemudian oleh berbagai kebutuhan lainnya. Keputusan untuk membangun sebuah masjid, pusat kesehatan masyarakat bagi desa Pagada merupakan kelanjutan filosofi kami untuk menyentuh kehidupan masyarakat,” lanjutnya.

Callistus Isara menambahkan, tidak ada yang menjamin dunia akan indah selain uluran tangan untuk mereka yang membutuhkan. Kerinduan warga desa Pagada untuk memiliki masjid dan sekolah diberikan oleh Missionary Society of Saint Paul of Nigeria (MSP) dengan bantuan perorangan maupun berbagai kelompok lainnya.

Kisah misionaris Katolik membantu membangun masjid dan tempat pendidikan bagi warga desa yang mayoritasnya Muslim ini diharapkan menjadi contoh mengenai toleransi yang akan memperkuat persatuan dan pluralisme warga, lanjut Haruna sang penulis.

Meskipun kekerasan yang kerap terjadi antara warga Kristen dan Muslim di bagian utara dan selatan Nigeria sangat mengkhawatirkan, warga Kristen dan Muslim dapat hidup bersama secara damai di desa Pagada. [uh/ab]

Recommended

XS
SM
MD
LG