Tautan-tautan Akses

Pasca Laporan Ancaman Korut, Korsel Tingkatkan Kewaspadaan Teror


FILE - Orang-orang membawa bendera nasional Korea Selatan saat unjuk rasa anti-Korea Utara di Seoul, 6 Juni 2011. Pusat Penanggulangan Terorisme Nasional Korea Selatan menaikkan tingkat pengawasan teror negara itu ke status 'waspada', 2 Mei 2024.
FILE - Orang-orang membawa bendera nasional Korea Selatan saat unjuk rasa anti-Korea Utara di Seoul, 6 Juni 2011. Pusat Penanggulangan Terorisme Nasional Korea Selatan menaikkan tingkat pengawasan teror negara itu ke status 'waspada', 2 Mei 2024.

Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terornya untuk lima misi diplomatiknya, Kamis (2/5). Media Korea Selatan melaporkan hal itu seraya memperingatkan bahwa Korea Utara mungkin berupaya menyerang para diplomat Korea Selatan di luar negeri.

Menurut laporan itu, Pusat Penanggulangan Terorisme Nasional Korea Selatan meningkatkan level pengawasan teror negara itu ke status “waspada,” level tertinggi kedua dari sistem empat tingkat peringatan. Status tersebut mengindikasikan “kemungkinan besar akan terjadi serangan teroris.”

Sejumlah pejabat Korea Selatan baru-baru ini menerima laporan intelijen bahwa Korea Utara sedang berencana mencelakai para diplomat Korea Selatan, kata laporan tersebut tanpa mengungkapkan bagaimana persisnya dugaan ancaman tersebut.

Misi-misi diplomatik yang menjadi target mencakup kedutaan besar Korea Selatan di Kamboja, Laos, dan Vietnam, serta konsulat di kota di Rusia timur jauh, Vladivostok, dan di kota Shenyang, China Timur Laut.

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan belum menanggapi permintaan komentar dari VOA.

Pos penjagaan militer Korea Utara, latar belakang, dan pos Korea Selatan, depan, terlihat di Paju Korea Selatan, 20 Juli 2023. (AP Photo/Ahn Young-joon)
Pos penjagaan militer Korea Utara, latar belakang, dan pos Korea Selatan, depan, terlihat di Paju Korea Selatan, 20 Juli 2023. (AP Photo/Ahn Young-joon)

Kedua Korea secara teknis masih dalam keadaan perang pasca konflik pada tahun 1950-an yang diakhiri dengan gencatan senjata, bukan perjanjian perdamaian. Namun, sudah puluhan tahun permusuhan kedua negara terus berlangsung.

Korea Utara punya riwayat panjang melakukan serangan teror dan pembunuhan politik tokoh-tokoh Korea Selatan. Pada tahun 1983, Korea Utara mengebom sebuah hotel di Rangoon, Burma, yang kini dikenal sebagai Yangon, Myanmar, sewaktu presiden Korea Selatan ketika itu, Chun Doo-hwan sedang melawat. Meskipun Chun selamat, 21 lainnya terbunuh.

Pada tahun 1988, agen-agen Korea Utara meledakkan sebuah pesawat penumpang sipil Korea Selatan, menewaskan seluruh 115 penumpangnya.

Setelah serangan pesawat itu, AS secara resmi menempatkan Korea Utara di dalam daftar negara yang mensponsori terorisme. Pyongyang dikeluarkan dari daftar tersebut pada 2018 di tengah perundingan mengenai program senjata nuklir Korea Utara.

Pada tahun 2017, AS kembali memasukkan Korea Utara ke daftar tersebut setelah mahasiswa Amerika, Otto Warmbier, meninggal tidak lama setelah dibebaskan dari tahanan Korea Utara.

Pada tahun yang sama Korea Utara juga membunuh Kim Jong Nam, saudara tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dalam sebuah serangan terbuka di bandara Malaysia.

Korea Utara membantah terlibat dalam aktivitas teroris apa pun. Negara itu belum mengomentari tuduhan terbaru dari Korea Selatan. [uh/em]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG