Tautan-tautan Akses

Pasca Debat Utang, Warga AS Tak Sabar terhadap Anggota Kongres


Ketua DPR AS, John Boehner (tengah) memasuki gedung DPR AS (1/8). Mayoritas warga AS menilai debat soal pagu utang di Kongres AS lebih banyak demi kepentingan politik .
Ketua DPR AS, John Boehner (tengah) memasuki gedung DPR AS (1/8). Mayoritas warga AS menilai debat soal pagu utang di Kongres AS lebih banyak demi kepentingan politik .

Jajak pendapat oleh New York Times dan CBS News mendapati 82 persen warga Amerika tidak menyetujui cara kerja Kongres AS.

Warga Amerika kehilangan kesabaran terhadap anggota Kongres Amerika setelah pertarungan politik sesama mereka yang membawa negara ini ke ambang kegagalan membayar utang.

Jajak pendapat oleh New York Times dan CBS News mendapati 82 persen warga Amerika tidak menyetujui cara kerja Kongres. Times mengatakan, ini merupakan angka ketidaksetujuan tertinggi dalam lebih dari 30 tahun harian itu melakukan survei tersebut.

Jajak pendapat itu mendapati lebih dari empat dari setiap lima warga Amerika menilai perdebatan tentang menaikkan batas pagu utang negara ini lebih banyak demi kepentingan politik ketimbang demi kepentingan terbaik untuk negara. Dan hampir 75 persen menyatakan perdebatan politik itu merusak reputasi Amerika di seluruh dunia.

Hasil jajak pendapat itu menyebutkan warga Amerika menjadi lebih negatif terhadap perilaku anggota fraksi Republik dibandingkan fraksi Demokrat. 72 Persen dari mereka yang disurvei mengatakan tidak setuju dengan perilaku anggota fraksi Republik, dibandingkan dengan 66 persen yang tidak menyetujui sikap fraksi Demokrat.

Opini publik terhadap gerakan Tea Party yang konservatif juga berkurang. Jajak pendapat itu menunjukkan 40 persen rakyat Amerika kini memberi penilaian tidak suka pada Tea Party, dibandingkan dengan hanya di bawah 30 persen pada pertengahan April.

Survei itu mendapati penilaian warga Amerika tidak begitu negatif tentang Presiden Barack Obama berkurang. 47 Persen menyatakan setuju dengan cara Obama menangani krisis hutang ini, sementara 46 persen menyatakan tidak setuju.

XS
SM
MD
LG