Tautan-tautan Akses

Partai Republik Serukan Keterlibatan Militer AS untuk Tumpas ISIS


Pemandangan kota Palmyra, sebuah kota kuno yang terkenal dengan reruntuhan zaman Romawi dan tercatat sebagai salah satu situs warisan budaya dunia UNESCO.
Pemandangan kota Palmyra, sebuah kota kuno yang terkenal dengan reruntuhan zaman Romawi dan tercatat sebagai salah satu situs warisan budaya dunia UNESCO.

Kelompok Negara Islam (ISIS) membuat kemajuan berarti dalam beberapa hari belakangan setelah kemunduran sementara akibat serangan udara koalisi terhadap posisi-posisi mereka. Kelompok radikal Islamis itu menguasai kota bersejarah Palmyra di Suriah hanya beberapa hari setelah merebut Ramadi di Irak. Para legislator dari Partai Republik di Kongres Amerika menyerukan keterlibatan militer Amerika yang lebih besar untuk menumpas ISIS, namun pemerintahan Obama menolak strategi itu.

Kelompok ISIS mempublikasikan video yang menunjukkan keberadaan mereka di luar Palmyra, sebuah kota kuno yang terkenal dengan reruntuhan zaman Romawi dan tercatat sebagai salah satu situs warisan budaya dunia UNESCO. Berita ini menimbulkan kekhawatiran karena mengingatkan akan aksi penghancuran yang dilakukan ISIS di situs-situs kebudayaan di Irak.

Direktur Jenderal UNESCO Irina Bukova mengatakan, "Saya sangat menyerukan kepada semua pihak untuk sekali lagi mengevaluasi strategi, mengevaluasi tindakan militer, sera melindungi dan mempertahankan Palmyra."

Para legislator dari Partai Republik di Senat Amerika, Kamis (21/5), menyerukan usaha militer Amerika yang lebih terkoordinasi terhadap kelompok militan itu, termasuk mengirim pasukan darat ke wilayah itu.

Senator Partai Republik dari South Carolina Lindsey Graham mengatakan, "Kita perlu membentuk militer Arab dimana kita bisa bergabung dan mulai merebut kembali wilayah yang direbut ISIS di Suriah, untuk menghancurkan kekhalifahan itu."

Kemungkinan lain adalah mempersenjatai pasukan peshmerga Kurdi yang sedang memerangi kelompok radikal itu.

Senator Partai Republik dari Texas Ted Cruz mengatakan, "Pasukan Kurdi saat ini, karena alasan yang praktis, adalah pasukan kita di darat. Masalahnya, ISIS menggunakan peralatan militer Amerika yang direbut dari Irak. Persenjataan Kurdi tak bisa menandinginya, dan tidak masuk akal sama sekali kalau pemerintahan Obsma menolak untuk mempersenjatai Kurdi."

Pemerintahan Obama telah menghapus kemungkinan melibatkan pasukan Amerika dalam perang lain yang berkepanjangan dan memakan banyak biaya dengan mengatakan bahwa itu bukan kepentingan Amerika. Bahkan mereka yang menginginkan tindakan militer Amerika yang lebih besar di Suriah setuju dengan kebijakan Obama itu.

Senator Partai Demokrat dari Connecticut Richard Blumenthal mengatakan, "Pasukan Amerika di darat bukanlah jawaban. Baik kepentingan rakyat Amerika maupun kepentingan wilayah itu tidak akan terlindungi oleh misi tempur besar pasukan Amerika."

Amerika telah berpartisipasi dalam serangan udara terhadap posisi-posisi ISIS, sehingga memungkinkan pasukan setempat merebut kembali wilayah yang dikuasai kelompok militan itu. Amerika juga memberikan pelatihan militer terhadap pasukan oposisi Suriah. Para pejabat mengatakan, proses itu memakan waktu namun membuahkan hasil seperti pembebasan kota Kobani di Suriah.

XS
SM
MD
LG