Tautan-tautan Akses

Partai Republik Kritisi Kebijakan Kontra Terorisme Obama


Presiden Obama ketika berbicara mengenai kebijakan keamanan nasional di Universitas Pertahanan Nasional, Washington DC (23/5)
Presiden Obama ketika berbicara mengenai kebijakan keamanan nasional di Universitas Pertahanan Nasional, Washington DC (23/5)

Rencana Obama untuk melawan terorisme mendapat kritisi sejumlah senator dari Partai Republik .

Presiden Obama mengatakan AS telah memenangkan perang besar melawan teror, tetapi ia juga mengatakan tidak ada presiden yang bisa berjanji dapat mengakhiri terorisme.

Presiden Barack Obama mengatakan kepada para hadirin di National Defense University di Washington, bahwa Amerika telah memenangkan perang besar melawan pimpinan pusat al Qaida. Tetapi sebagai akibatnya, katanya, al-Qaida dan berbagai afiliasinya menyebar ke seluruh dunia.

Itu berarti kita akan menghadapi bertambah banyak ancaman lokal seperti yang kita lihat di Benghazi, atau di fasilitas British Petroleum di Aljazair, di mana pelaku setempat yang mungkin hanya punya hubungan longgar dengan jaringan-jaringan regional, melancarkan serangan berkala terhadap diplomat-diplomat Barat, perusahaan-perusahaan dan sasaran-sasaran lembut lain, atau beralih melakukan penculikan dan kejahatan lain untuk mendanai operasi mereka,” kata Obama.

Presiden Obama mengatakan mengumpulkan dan berbagi intelijen dan menangkap serta menuntut para teroris adalah penting sekali dalam memerangi terorisme.

Ia memaparkan bagaimana kerjasama dalam melawan terorisme sangatlah penting. Ia menceritakan dengan kerjasama itu seorang teroris Somalia telah ditangkap di lepas pantai Yaman dan sekarang berada di penjara kota New York. Ia juga memaparkan keberhasilan mitra-mitra AS di Eropa dalam mencegah komplotan jahat dari Denmark sampai Jerman dan Inggris. Dicontohkannya juga bagaimana informasi intelijen yang diterima dari Arab Saudi telah membantu AS mencegat pesawat barang yang hendak diledakkan di atas laut Atlantik.

Presiden Obama membela penggunaan serangan pesawat tanpa awak untuk mencegah terorisme di negara yang pemerintahnya tidak mampu atau tidak mau melakukannya. Katanya, korban jiwa di kalangan penduduk sipil yang ditimbulkan pesawat tak berawak jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan yang disebabkan oleh serangan teroris.

Beberapa senator dari Partai Republik mengkritisi rencana Presiden Obama menarik pasukan Amerika dari Afghanistan tahun depan. Senator John McCain dari Arizona juga mengatakan Presiden Obama tidak menunjukkan kepemimpinan di daerah konflik, terutama di Timur Tengah.

“Kami melihat dalam dua tahun lebih terakhir dari 80 sampai 100 ribu orang dibantai, kehadiran unsur-unsur ekstremis meningkat, termasuk al Qaida di Suriah, destabilisasi Libanon dan Jordania, semua hal yang oleh orang yang tidak mau turun-tangan dikatakan akan terjadi sekalipun kita turun-tangan, tetapi nyatanya terjadi justru karena kita tidak turun-tangan,” kata McCain.

Senator Saxby Chambliss dari Georgia menentang kuat rencana presiden menutup rumah tahanan militer di Teluk Guatanamo dan mengembalikan sebagian tahanan ke negara asal mereka.

”Lima puluh enam dari mereka adalah warga Yaman dan setelah peristiwa tertangkapnya pembom Hari Natal tahun 2009, pengiriman tahanan ke Yaman dihentikan karena kami tidak mempunyai keyakinan bahwa pemerintah Yaman bisa menangani mereka,” ujar Senator Chambliss.

Chambliss mengatakan, para tahanan ini sangat berbahaya untuk dibebaskan dan dipulangkan ke Yaman sebab katanya, mereka akan terus merencanakan serangan terhadap Amerika.
XS
SM
MD
LG